Sabtu, 26 Februari 2011

JILBAB HATI

Ada seorang wanita yang dikenal taat beribadah. Ia kadang
menjalankan ibadah sunnah. Hanya satu kekurangannya. Ia
tak mau berjilbab. Menutup auratnya. Setiap kali ditanya ia
hanya tersenyum dan menjawab, “Insyaallah. Yang penting
hati dulu yang berjilbab.” Sudah banyak orang yang
menanyakannya maupun menasehatinya. Tapi jawabannya
tetap sama.


Hingga di suatu malam…

Ia bermimpi sedang di sebuah taman yang sangat indah.
Rumputnya sangat hijau, berbagai macam bunga bermekaran.
Ia bahkan bisa merasakan segarnya udara dan wanginya bunga.
Sebuah sungai yang sangat jernih hingga dasarnya kelihatan,
melintas di pinggir taman. Semilir angin pun ia rasakan di
sela-sela jarinya. Ia tidak sendiri. Ada beberapa wanita disitu
yang terlihat juga menikmati keindahan taman. Ia pun
menghampiri salah satu wanita. Wajahnya sangat bersih,
seakan-akan memancarkan cahaya yang sangat lembut.

“Assalamualaikum, saudariku..”

“Wa alaikumsalam.. Selamat datang, saudariku.”

“Terima kasih. Apakah ini surga?”

Wanita itu tersenyum. “Tentu saja bukan, saudariku. ini
hanyalah tempat menunggu sebelum ke surga.” “Benarkah?
Tak bisa kubayangkan seperti apa indahnya surga jika tempat
menunggunya saja sudah seindah ini.”

Wanita itu tersenyum lagi. “Amalan apa yang bisa
membuatmu kemari, saudariku?”

“Aku selalu menjaga waktu sholat dan aku menambahnya
dengan ibadah sunnah.”

“Alhamdulillah..”

Tiba-tiba jauh di ujung taman ia melihat sebuah pintu yang
sangat indah. Pintu itu terbuka. Dan ia melihat beberapa
wanita yang berada di taman mulai memasukinya satu persatu.

“Ayo, kita ikuti mereka.” kata wanita itu sambil setengah
berlari.

“Apa di balik pintu itu?” katanya sambil mengikuti wanita itu.

“Tentu saja surga, saudariku” larinya semakin cepat.

“Tunggu…tunggu aku..” ia berlari namun tetap tertinggal.

Wanita itu hanya setengah berlari sambil tersenyum padanya.
Ia tetap tak mampu mengejarnya meski ia sudah berlari. Ia
lalu berteriak, ” Amalan apa yang telah kau lakukan hingga
kau begitu ringan?”

“Sama denganmu, saudariku.” jawab wanita itu sambil
tersenyum.

Wanita itu telah mencapai pintu. Sebelah kakinya telah
melewati pintu. Sebelum wanita itu melewati pintu
sepenuhnya, ia berteriak pada wanita itu, “Amalan apalagi
yang kau lakukan yang tidak kulakukan?”

Wanita itu menatapnya dan tersenyum. Lalu berkata,
“Apakah kau tak memperhatikan dirimu apa yang
membedakan dengan diriku?”

Ia sudah kehabisan napas, tak mampu lagi menjawab.

“Apakah kau mengira Rabbmu akan mengijinkanmu masuk ke
surgaNya tanpa jilbab menutup auratmu?”


Tubuh wanita itu telah melewati pintu, tapi tiba-tiba
kepalanya mengintip keluar, memandangnya dan berkata,
“Sungguh sangat disayangkan amalanmu tak mampu
membuatmu mengikutiku memasuki surga ini. Maka kau tak
akan pernah mendapatkan surga ini untuk dirimu. Cukuplah
surga hanya sampai di hatimu karena niatmu adalah
menghijabi hati.”

Ia tertegun..lalu terbangun..beristighfar lalu mengambil air
wudhu. Ia tunaikan sholat malam. Menangis dan menyesali
perkataannya dulu..berjanji pada Allah sejak saat itu ia akan
menutup auratnya.



Wassalam

Kamis, 24 Februari 2011

kesabaran untuk tiap orang berbeda

menemukan selembar kertas..yang berjudul



kesabaran kita terhadap setiap orang tidak sama.. dengan sedikit perubahan



...................................................................................................................................................

kita bisa mudah bersabar terhadap seseorang tetapi amat sangat cepat marah terhadap seseorang yang lain



mungkin kita menyimpan kekesalan dengan tingkat yang beragam terhadap jiwa-jiwa dalam hidup kita



jika anda cepat marah terhadap jiwa tertentu sebaiknya anda memeriksa kualitas hati anda baginya terutama jika dia adalah sahabat atau keluarga kita



dibutuhkan hati kusam dan pikiran kelam, untuk mengkelas-kelaskan sesamanya berdasarkan uang, harta dan kekuasaan



keindahan hidup di bangun dengan hati yang bening dan pikiran yang jernih



dalam pandangan Alloh, seorang kaisar yang tidak jujur berada dibawah kelas anak muda sederhana yang berhati bening dan berfikiran jernih



Hidup itu bukan tinggi-tinggian atau kaya-kayaan tetapi baik-baikan...



....................................................................................................................................................





selain "kesabaran kita terhadap setiap orang tidak sama"....ternyta judul dan isi bisa diubat juga teman2.



"perhatian kita terhadap setiap orang tidak sama"



jika anda cepat perhatian terhadap jiwa tertentu sebaiknya anda memeriksa kualitas hati anda baginya terutama jika dia adalah bukan siapa2 kita (bukan mahrom kita)...



jazakillah khoir sang pemilik kertas....

Rabu, 23 Februari 2011

mungkin beliau sedang lupa..

bukan mahrom..

tapi dengan leluasa memandang dengan cukup seksama...

mungkin beliau sedang mendiskusikan sesuatu hal yg penting..jadi perlu perhatian yang seksama.."gumanku"

ndak juga..memperhatikan seorang akhwat yang bercerita..

padahala dengan sangat bisa..probabilitas nya satu mungkin bisa menghindarinya..

belum faham agama mungkin..

ndak juga..tidak jarang membuat tulisan yang seperti ini seperti itu..tentunya tentang agama..

alasan yang terakhir mencoba berkhusnudzon..

mungkin beliau sedang lupa...