Jumat, 16 Desember 2011

surat cinta sederhana untuk ibunda..


iseng2 ikut lomba menulis surat cinta untuk ibu dalam rangka memperingati hari ibu tanggal 22 desember nanti..surat dengan banyak kekurangan


Assalamu’alaikum warohmatulloh
Teruntuk ibunda yang tercinta di kota satria..
Bu.. nanda tulis surat ini, karena nanda kangen dengan ibu, nanda disini baik-baik saja..semoga ibu dan ayah pun demikian, Alloh senantiasa memberikan kebahagiaan untuk ibu dan ayahnda..
Bu..tahukah ibu..nanda selalu membawa foto ayah dan ibu, kemanapun nanda pergi, karena bagi nanda ibu dan ayah adalah kekuatan dan motifasi terbesar bagi nanda..
Tak terasa sekarang nanda sudah semester 9, dan sampai umur 22 ini..nanda sadar, nanda belum memberikan sesuatu yang berarti untuk ibu dan ayah..
Tapi ibu ndak usah khawatir..disini nanda selalu berusaha dan berdoa untuk memberikan yang terbaik untuk ayah dan ibu..
Bu..nanda masih ingat saat terindah ketika masa kecil nanda dulu...engkau menyuapiku dan bersabar menjawab setiap pertanyaan nanda karena keingintahuan nanda..dan sampai sekarang pun engkau tiada bosan mendengar setiap keluh kesah nanda..
Bu..kata kakak, kini aku telah tumbuh menjadi gadis yang dewasa..tapi aku ingin selalu menjadi gadis kecilmu yang manja..yang selalu engkau belai rambutku dikala aku akan tidur, yang engkau suapi tatkala aku makan..ibu selalu ada disaat nanda membutuhkan, ibu selalu menjadi orang yang percaya akan mimpi-mimpi nanda disaat orang lain menertawakan..
Bu..nanda sangat menyayangi dan  mencintaimu ibu, nanda ingin selalu membuat ayah dan ibu tersenyum..di penghujung desember ini, nanda akan berjuang memperoleh gelar sarjana nanda, nanda ingin mewujudkan cita-citamu..
Sarjana Science..di penghujung desember..semoga menjadi kado yang terindah di tahun ini yang nanda berikan..
Bu..doakan nanda selalu ya, untuk bisa menggapai sholekhah, nanda ingin menjadi putri kecilmu yang membuat ibu dan ayah bangga..
Matahari mulai terbit..sudah dulu ya bu..banyak cerita yang nanda simpan untuk nanda ceritakan ke ibu, saat nanda pulang di penghujung desember besok..
Doakan nanda selalu ya bu..
Yang mencintaimu di kota bengawan

Putri kecilmu..


moment terindah..ketika kita bertiga (aku, ibu, dan mb'encik kakak pertamaku) duduk berjejer di dalam mobil sambil menikmati lezatnya durian yang berhenti pas di tepian sawah...

jadikan setiap moment bersama keluarga menjadi saat2 yang terindah kawan..

Jumat, 09 Desember 2011

kado sederhana untuk yang tercinta

alhamdulillah, untuk yang kedua kalinya bisa membelikan kado sederhana untuk ayahanda tercinta..semoga beliau suka..

susah juga milih barang buat kaum adam, terkadang kelihatan pendek tapi ternyata lebih tinggi, for example my father. selera beliau susah-susah gampang, suka yang sederhana..

tidak usah membayangkan bagaimana ekspresi beliau, pasti datar dan kelihatan g suka..bagi yang belum tahu pasti tersinggung..seperti itulah karakter beliau, tenang sobat sebagai seorang anak sangat faham karakternya, di depan terasa dingin, keras padahal perhatian banget sama putri-putrinya...saya bersyukur punya ayahanda seperti beliau, dari didikan beliaulah saya menjadi pribadi yang mandiri (narsis), konon katanya walaupun anak bungsu saya lebih dewasa dari mb'ku..:-)

kawan, ayo sisihkanlah sedikit uang mu untuk membelikan sesuatu yang sederhana buat orangtuamu, tidak usah yang mahal, walaupun pemberian tersebut tak akan bisa menggantikan apa yang telah mereka berikan untuk kita..tapi kau tahu..yang sederhana itu sangat berarti bagi mereka ....

Rabu, 07 Desember 2011

gerhana bulan total (10122011)

maha suci Alloh, keindahan ciptaan-Nya begitu memukau dan tak ada satupun yang bisa menandinginya, sekedar info yang Wallohu'alam, jika Alloh berkendak tanggal 10 desember 2011 akan terjadi gerhana bulan total, tepatnya hari sabtu besok kawan, bagaimana penyikapan kita sebagai seorang muslim?

sesuatu banget ya..subhanalloh sekali agama islam itu..semua sudah diatur dengan begitu rapinya, mulai dari tidur dan bangun tidur, masuk kamar mandi kita diperintahkan berdoa, begitu pula saat terjadi gerhana, Rosululloh sudah mencotohkan untuk sholat, betapa ilmiahnya Rosululloh sang uswatun khasanah..maka beruntunglah bagi orang-orang yang berakal.

Rasulullah SAW bersabda,”Sesungguhnya matahari dan rembulan adalah dua tanda-tanda kekuasaan Allah, maka apabila kalian melihat gerhana, maka berdo’alah kepada Allah, lalu sholatlah sehingga hilang dari kalian gelap, dan bersedekahlah.” (HR Bukhari-Muslim)

Sayyidatuna A’isyah ra bercerita: Gerhana matahari pernah terjadi di masa Rasululloh SAW kemudian beliau sholat bersama para sahabat. Beliau pun berdiri dengan lama, ruku’ dengan lama, berdiri lagi dengan lama namun lebih pendek dari yang pertama, lalu ruku’ dengan lama namun lebih pendek dari yang pertama, lalu mengangkat kepala dan bersujud, dan melakukan sholat yang terakhir seperti itu, kemudian selesai dan matahari pun sudah muncul. (HR Bukhari, Muslim, Nasa’i, Ahmad, Abu Daud, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah)
Para ulama sepakat bahwa sholat gerhana matahari dan bulan adalah sunnah dan dilakukan secara berjamaah. Berdasarkan redaksi hadits yang pertama di atas penamaan gerhana matahari dan bulan berbeda, sholat khusuf untuk gerhana bulan dan sholat kusuf untuk gerhana matahari.
Imam Maliki dan Syafi’i berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Sayyidatuna A’isyah berpendapat bahwa sholat gerhana dengan dua roka’at dengan dua kali ruku’, berbeda dengan sholat Id dan Jum’at. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas juga terdapat penjelasan serupa, yakni sholat gerhana dikerjakan dua roka’at dengan dua kali ruku’, dan dijelaskan oleh Abu Umar bahwa hadits tersebut dinilai paling shahih.
Maka dengan begitu keistimewaan shalat gernana dibanding dengan shalat sunnah sunnah lainnya terletak pada bilangan ruku’ pada setiap roka’atnya. Apalagi dalam setiap ruku’ disunnahkan membaca tasbih berulang-ulang dan berlama-lama.
سُبْحَانِ رَبِّيَ الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ
Tasbih berarti gerak yang dinamis seperti ketika bulan berrotasi (berputar mengelilingi kutubnya) dan berevolusi (mengelilingi) bumi, bumi berotasi dan berevolusi mengelilingi matahari, atau ketika matahari berotasi dan berevolusi pada pusat galaksi Bimasakti. Namun pada saat terjadi gerhana, ada proses yang aneh dalam rotasi dan revolusi itu. Maka bertasbihlah! Maha Suci Allah, Yang Maha Agung!
Adapun tata cara shalat gerhana adalah sebagai berikut:
1. Memastikan terjadinya gerhana bulan atau matahari terlebih
dahulu. (Sebagai panduan lihat di rubrik IPTEK)
2. Shalat gerhana dilakukan saat gerhana sedang terjadi.
3. Sebelum sholat, jamaah dapat diingatkan dengan ungkapan,
Ash-shalatu jaami’ah.”
4. Niat melakukan sholat gerhana matahari (kusufisy-syams)
atau gerhana bulan (khusufil-qamar),
5. Sholat gerhana dilakukan sebanyak dua rakaat.
6. Setiap rakaat terdiri dari dua kali ruku dan dua kali sujud.
7. Setelah rukuk pertama dari setiap rakaat membaca Al-Fatihah
dan surat kembali

8. Pada rakaat pertama, bacaan surat pertama lebih panjang
daripada surat kedua. Demikian pula pada rakaat kedua,
bacaan surat pertama lebih panjang daripada surat kedua.
Misalnya rakaat pertama membaca surat Yasin (36)
dan ar-Rahman (55), lalu raka’at kedua
membaca al-Waqiah (56) dan al-Mulk (78)
9. Setelah sholat disunahkan untuk berkhutbah
(diambil dari beberapa blog) wallohu'alam, kl ada yang salah mohon koreksinya

Selasa, 06 Desember 2011

tik..tik..bunyi hujan

sahabat sudah hafalkan doa saat turun Hujan, sudah pastinya..apa coba?
"Allohumma inni shoyyiban nafi'an"ok
betul sekali, berdoalah di saat hujan,

karena di dalam hujan terdapat kebarokahoan,

 karena dalam hujan diijabahnya doa

 karena dalam hujan kita tahu betapa manfaatnya matahari..kalo hujan terus kan jemuran g kering :-)

karena dalam hujan ada kehangatan dalam kesunyian (enak buat tidur) :-)

karena dalam hujan, Alloh memberikan kesuburan bagi tanaman..

buktinya ini nih..tanaman di depan kost saya tumbuh nan subur..ada belimbing, jambu, cabe dan tanaman pare
Alhasil, bisa masak gratis cuma bermodal 1500 buat beli bumbunya, enak bukan? begitulah satu dari sekian banyaknya barokah hujan..

hujan, kau ingatkan aku betapa besar rahmat dan kasih sayang engkau kepada kami, Ya robb..jadikanlah hamba orang yang bersyukur.

Minggu, 04 Desember 2011

curhatan seorang kakak


Kalo seperti ini, saya merasa menjadi mb’kost yang tergalak sedunia, tadi malam sedikit mengeraskan suara..(:  konon katanya tanpa mengeraskan suara saja sudah menakutkan apa maning munggahke suara sithik..paling gemes kalo lihat seorang wanita pulang malam, nongkrong ngobrol dengan pacarnya di depan kost lagi..sudah diingatkan dengan pelan2..tak dihiraukan..hemm..kebetulan diniyah kemarin baru saja membahas hadist arba’in ke 34 kalo g salah, jika engkau melihat kemungkaran maka cegahlah dengan tangan, jika tak bisa cegahlah dengan lisanmu, jika tidak bisa maka doakanlah walaupun itu selemah2nya iman..ya sedikit tidak enak, aman tapi tidak nyaman sobat…atau ada cara yang salah, ada yang mau berkomentar? Saya butuh nasehat

Hikmah malam tadi..membayangkan posisi jika seorang wanita menjadi seorang ibu, lemah lembut so pasti..tapi ada kalanya kita harus tegas ketika denga cara lemah lembut tidak dihiraukan, tentunya dengan melihat karakter si objek..

Mungkin saya adalah mbak kost tergalak sedunia J

Jumat, 25 November 2011

hikmah pagi [2]

singg SABAR dalam menanti pertolongan Alloh


hikmah pagi

kita boleh bermimpi, tapi kita harus siap dengan kenyataan ketika yang menurut kita terbaik ternyata bukan terbaik menurut Sang Pencipta.

(hikmah pagi)
segelas teh manis di pagi hari, mengawali aktifitas di pagi hari bismillah wal hamdulillah..

dinikmati atuh de hidup itu..diambil hikmah na dalam setiap kejadian...(mb'ku)

Kamis, 24 November 2011

untuk para istri dan calon istri


Penulis: Mazin bin Abdul Karim Al Farih
Berikut ini sepuluh wasiat untuk wanita, untuk istri, untuk ibu rumah tangga dan ibunya anak-anak yang ingin menjadikan rumahnya sebagai pondok yang tenang dan tempat nan aman yang dipenuhi cinta dan kasih sayang, ketenangan dan kelembutan.
Wahai wanita mukminah!
Sepuluh wasiat ini aku persembahkan untukmu, yang dengannya engkau membuat ridla Tuhanmu, engau dapat membahagiakan suamimu dan engkau dapat menjaga tahtamu.

Wasiat Pertama: Takwa kepada Allah dan menjauhi maksiat

Bila engkau ingin kesengsaraan bersarang di rumahmu dan bertunas, maka bermaksiatlah kepada Allah!!
Sesungguhnya kemaksiatan menghancurkan negeri dan menggoncangkan kerajaan. Maka janganlah engkau goncangkan rumahmu dengan berbuat maksiat kepada Allah dan jangan engkau seperti Fulanah yang telah bermaksiat kepada Allah… Maka ia berkata dengan menyesal penuh tangis setelah dicerai oleh sang suami: “Ketaatan menyatukan kami dan maksiat menceraikan kami…”
Wahai hamba Allah… Jagalah Allah niscaya Dia akan menjagamu dan menjaga untukmu suamimu dan rumahmu. Sesungguhnya ketaatan akan mengumpulkan hati dan mempersatukannya, sedangkan kemaksiatan akan mengoyak hati dan mencerai-beraikan keutuhannya.
Karena itulah, salah seorang wanita shalihah jika mendapatkan sikap keras dan berpaling dari suaminya, ia berkata “Aku mohon ampun kepada Allah… itu terjadi karena perbuatan tanganku (kesalahanku)…”
Maka hati-hatilah wahai saudariku muslimah dari berbuat maksiat, khususnya:
- Meninggalkan shalat atau mengakhirkannya atau menunaikannya dengan cara yang tidak benar. Duduk di majlis ghibah dan namimah, berbuat riya’ dan sum’ah.
- Menjelekkan dan mengejek orang lain. Allah berfirman:
“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokkan kaum yang lain(karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokkan) dan janganlah wanita-wanita (mengolok-olokkan) wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olokkan).” (Al Hujuraat: 11)
- Keluar menuju pasar tanpa kepentingan yang sangat mendesak dan tanpa didampingi mahram. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
أَحَبُّ الْبِلادِ إِلَى اللهِ مَسَاجِدُهُمْ وَأَبْغَضَ الْبِلادِ إِلَى اللهِ أَسْوَاقُهُمْ
“Negeri yang paling dicintai Allah adalah masjid-masjidnya dan negeri yang paling dibenci Allah adalah pasar-pasarnya.”1
- Mendidik anak dengan pendidikan barat atau menyerahkan pendidikan anak kepada para pembantu dan pendidik-pendidik yang kafir.
- Meniru wanita-wanita kafir. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
“Siapa yang menyerupai suatu kaum maka ia termasuk golongan mereka.”2
- Menyaksikan film-film porno dan mendengarkan nyanyian.
- Membaca majalah-majalah lawakan/humor.
- Membiarkan sopir dan pembantu masuk ke dalam rumah tanpa kepentingan mendesak.
- Membiarkan suami dalam kemaksiatannya.3
- Bersahabat dengan wanita-wantia fajir dan fasik. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
الْمَرْءُ عَلَى دِيْنِ خَلِيْلِهِ
“Seseorang itu menurut agama temannya.”4
- Tabarruj (pamer kecantikan) dan sufur (membuka wajah)


Wasiat kedua: Berupaya mengenal dan memahami suami
Hendaknya seorang istri berupaya memahami suaminya. Ia tahu apa yang disukai suami maka ia berusaha memenuhinya. Dan ia tahu apa yang dibenci suami maka ia berupaya untuk menjauhinya, dengan catatan selama tidak dalam perkara maksiat kepada Allah, karena tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiat kepada Al Khaliq (Allah Ta`ala). Berikut ini dengarkanlah kisah seorang istri yang bijaksana yang berupaya memahami suaminya.
Berkata sang suami kepada temannya: “Selama dua puluh tahun hidup bersama belum pernah aku melihat dari istriku perkara yang dapat membuatku marah.”
Maka berkata temannya dengan heran: “Bagaimana hal itu bisa terjadi.”
Berkata sang suami: “Pada malam pertama aku masuk menemui istriku, aku mendekat padanya dan aku hendak menggapainya dengan tanganku, maka ia berkata: ‘Jangan tergesa-gesa wahai Abu Umayyah.’ Lalu ia berkata: ‘Segala puji bagi Allah dan shalawat atas Rasulullah… Aku adalah wanita asing, aku tidak tahu tentang akhlakmu, maka terangkanlah kepadaku apa yang engkau sukai niscaya aku akan melakukannya dan apa yang engkau tidak sukai niscaya aku akan meninggalkannya.’ Kemudian ia berkata: ‘Aku ucapkan perkataaan ini dan aku mohon ampun kepada Allah untuk diriku dan dirimu.’”
Berkata sang suami kepada temannya: “Demi Allah, ia mengharuskan aku untuk berkhutbah pada kesempatan tersebut. Maka aku katakan: ‘Segala puji bagi Allah dan aku mengucapkan shalawat dan salam atas Nabi dan keluarganya. Sungguh engkau telah mengucapkan suatu kalimat yang bila engkau tetap berpegang padanya, maka itu adalah kebahagiaan untukmu dan jika engkau tinggalkan (tidak melaksanakannya) jadilah itu sebagai bukti untuk menyalahkanmu. Aku menyukai ini dan itu, dan aku benci ini dan itu. Apa yang engkau lihat dari kebaikan maka sebarkanlah dan apa yang engkau lihat dari kejelekkan tutupilah.’ Istri berkata: ‘Apakah engkau suka bila aku mengunjungi keluargaku?’ Aku menjawab: ‘Aku tidak suka kerabat istriku bosan terhadapku’ (yakni si suami tidak menginginkan istrinya sering berkunjung). Ia berkata lagi: ‘Siapa di antara tetanggamu yang engkau suka untuk masuk ke rumahmu maka aku akan izinkan ia masuk? Dan siapa yang engkau tidak sukai maka akupun tidak menyukainya?’ Aku katakan: ‘Bani Fulan adalah kaum yang shaleh dan Bani Fulan adalah kaum yang jelek.’”
Berkata sang suami kepada temannya: “Lalu aku melewati malam yang paling indah bersamanya. Dan aku hidup bersamanya selama setahun dalam keadaan tidak pernah aku melihat kecuali apa yang aku sukai. Suatu ketika di permulaan tahun, tatkala aku pulang dari tempat kerjaku, aku dapatkan ibu mertuaku ada di rumahku. Lalu ibu mertuaku berkata kepadaku: ‘Bagaimana pendapatmu tentang istrimu?’”
Aku jawab: “Ia sebaik-baik istri.”
Ibu mertuaku berkata: “Wahai Abu Umayyah.. Demi Allah, tidak ada yang dimiliki para suami di rumah-rumah mereka yang lebih jelek daripada istri penentang (lancang). Maka didiklah dan perbaikilah akhlaknya sesuai dengan kehendakmu.”
Berkata sang suami: “Maka ia tinggal bersamaku selama dua puluh tahun, belum pernah aku mengingkari perbuatannya sedikitpun kecuali sekali, itupun karena aku berbuat dhalim padanya.”5
Alangkah bahagia kehidupannya…! Demi Allah, aku tidak tahu apakah kekagumanku tertuju pada istri tersebut dan kecerdasan yang dimilikinya? Ataukah tertuju pada sang ibu dan pendidikan yang diberikan untuk putrinya? Ataukah terhadap sang suami dan hikmah yang dimilikinya? Itu adalah keutamaan Allah yang diberikannya kepada siapa yang Dia kehendaki.


Wasiat ketiga: Ketaatan yang nyata kepada suami dan bergaul dengan baik
Sesungguhnya hak suami atas istrinya itu besar. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
لَوْ كُنْتُ آمِرَا أَحَدًا أَنْ يَسْجُدَ لأَحَدٍ لأَمَرْتُ الْمَرْأَةَ أَنْ تَسْجُدَ لِزَوْجِهَا
“Seandainya aku boleh memerintahkan seseorang untuk sujud kepada orang lain niscaya aku perintahkan istri untuk sujud kepada suaminya.”6
Hak suami yang pertama adalah ditaati dalam perkara yang bukan maksiat kepada Allah dan baik dalam bergaul dengannya serta tidak mendurhakainya. Bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:
إِثْنَانِ لا تُجَاوِزُ صَلاتُهُمَا رُؤُوْسُهُمَا: عَبْدٌ آبَق مِنْ مَوَالِيْهِ حَتَّى يَرْجِعَ وَامْرَأَةٌ عَصَتْ زَوْجَهَا حَتَّى تَرْجِعَ
“Dua golongan yang shalatnya tidak akan melewati kepalanya, yaitu budak yang lari dari tuannya hingga ia kembali dan istri yang durhaka kepada suaminya hingga ia kembali.”7
Karena itulah Aisyah Ummul Mukminin berkata dalam memberi nasehat kepada para wanita: “Wahai sekalian wanita, seandainya kalian mengetahui hak suami-suami kalian atas diri kalian niscaya akan ada seorang wanita di antara kalian yang mengusap debu dari kedua kaki suaminya dengan pipinya.”8
Engkau termasuk sebaik-baik wanita!!
Dengan ketaatanmu kepada suamimu dan baiknya pergaulanmu terhadapnya, engkau akan menjadi sebaik-baik wanita, dengan izin Allah. Pernah ada yang bertanya kepada Rasulullahshallallahu ‘alaihi wasallam: “Wanita bagaimanakah yang terbaik?” Beliau menjawab:
اَلَّتِى تَسِرُّهُ إِذَا نَظَرَ، وَتُطِيْعُهُ إِذَا أَمَرَ، وَلا تُخَالِفُهُ فِيْ نَفْسِهَا وَلا مَالِهَا بِمَا يَكْرَهُ
“Yang menyenangkan suami ketika dipandang, taat kepada suami jika diperintah dan ia tidak menyalahi pada dirinya dan hartanya dengan yang tidak disukai suaminya.” (Isnadnya hasan)
Ketahuilah, engkau termasuk penduduk surga dengan izin Allah, jika engkau bertakwa kepada Allah dan taat kepada suamimu, berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:
اَلْمَرْأَةُ إِذَا صَلَّتْ خَمْسَهَا وَصَامَتْ شَهْرَهَا وَأَحْصَنَتْ فَرْجَهَا، وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا، فَلْتَدْخُلُ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شَاءَتْ
“Bila seorang wanita shalat lima waktu, puasa pada bulan Ramadlan, menjaga kemaluannya dan taat kepada suaminya, ia akan masuk surga dari pintu mana saja yang ia inginkan.”9


Wasiat keempat: Bersikap qana’ah (merasa cukup)
Kami menginginkan wanita muslimah ridla dengan apa yang diberikan (suami) untuknya baik itu sedikit ataupun banyak. Maka janganlah ia menuntut di luar kesanggupan suaminya atau meminta sesuatu yang tidak perlu. Dalam riwayat disebutkan “Wanita yang paling besar barakahnya.” Wahai siapa gerangan wanita itu?! Apakah dia yang menghambur-hamburkan harta menuruti selera syahwatnya dan mengenyangkan keinginannya? Ataukah dia yang biasa mengenakan pakaian termahal walau suaminya harus berhutang kepada teman-temannya untuk membayar harganya?! Sekali-kali tidak… demi Allah, namun (mereka adalah):
أَعْظَمُ النِّسَاءِ بَرَكَةٌ، أَيْسَرُّهُنَّ مُؤْنَةً
“Wanita yang paling besar barakahnya adalah yang paling ringan maharnya.”10
Renungkanlah wahai suadariku muslimah adabnya wanita salaf radliallahu ‘anhunna… Salah seorang dari mereka bila suaminya hendak keluar rumah ia mewasiatkan satu wasiat padanya. Apa wasiatnya? Ia berkata kepada sang suami: “Hati-hatilah engkau wahai suamiku dari penghasilan yang haram, karena kami bisa bersabar dari rasa lapar namun kami tidak bisa sabar dari api neraka…”
Adapun sebagian wanita kita pada hari ini apa yang mereka wasiatkan kepada suaminya jika hendak keluar rumah?! Tak perlu pertanyaan ini dijawab karena aku yakin engkau lebih tahu jawabannya dari pada diriku.


Wasiat kelima: Baik dalam mengatur urusan rumah, seperti mendidik anak-anak dan tidak menyerahkannya pada pembantu, menjaga kebersihan rumah dan menatanya dengan baik dan menyiapkan makan pada waktunya. Termasuk pengaturan yang baik adalah istri membelanjakan harta suaminya pada tempatnya (dengan baik), maka ia tidak berlebih-lebihan dalam perhiasan dan alat-alat kecantikan.
Renungkanlah semoga Allah menjagamu, kisah seorang wanita, istri seorang tukang kayu… Ia bercerita: “Jika suamiku keluar mencari kayu (mengumpulkan kayu dari gunung) aku ikut merasakan kesulitan yang ia temui dalam mencari rezki, dan aku turut merasakan hausnya yang sangat di gunung hingga hampir-hampir tenggorokanku terbakar. Maka aku persiapkan untuknya air yang dingin hingga ia dapat meminumnya jika ia datang. Aku menata dan merapikan barang-barangku (perabot rumah tangga) dan aku persiapkan hidangan makan untuknya. Kemudian aku berdiri menantinya dengan mengenakan pakaianku yang paling bagus. Ketika ia masuk ke dalam rumah, aku menyambutnya sebagaimana pengantin menyambut kekasihnya yang dicintai, dalam keadaan aku pasrahkan diriku padanya… Jika ia ingin beristirahat maka aku membantunya dan jika ia menginginkan diriku aku pun berada di antara kedua tangannya seperti anak perempuan kecil yang dimainkan oleh ayahnya.”


Wasiat keenam: Baik dalam bergaul dengan keluarga suami dan kerabat-kerabatnya, khususnya dengan ibu suami sebagai orang yang paling dekat dengannya. Wajib bagimu untuk menampakkan kecintaan kepadanya, bersikap lembut, menunjukkan rasa hormat, bersabar atas kekeliruannya dan engkau melaksanakan semua perintahnya selama tidak bermaksiat kepada Allah semampumu.
Berapa banyak rumah tangga yang masuk padanya pertikaian dan perselisihan disebabkan buruknya sikap istri terhadap ibu suaminya dan tidak adanya perhatian akan haknya. Ingatlah wahai hamba Allah, sesungguhnya yang bergadang dan memelihara pria yang sekarang menjadi suamimu adalah ibu ini, maka jagalah dia atas kesungguhannya dan hargailah apa yang telah dilakukannya. Semoga Allah menjaga dan memeliharamu. Maka adakah balasan bagi kebaikan selain kebaikan?


Wasiat ketujuh: Menyertai suami dalam perasaannya dan turut merasakan duka cita dan kesedihannya.
Jika engkau ingin hidup dalam hati suamimu maka sertailah dia dalam duka cita dan kesedihannya. Aku ingin mengingatkan engkau dengan seorang wanita yang terus hidup dalam hati suaminya sampaipun ia telah meninggal dunia. Tahun-tahun yang terus berganti tidak dapat mengikis kecintaan sang suami padanya dan panjangnya masa tidak dapat menghapus kenangan bersamanya di hati suami. Bahkan ia terus mengenangnya dan bertutur tentang andilnya dalam ujian, kesulitan dan musibah yang dihadapi. Sang suami terus mencintainya dengan kecintaan yang mendatangkan rasa cemburu dari istri yang lain, yang dinikahi sepeninggalnya. Suatu hari istri yang lain itu (yakni Aisyah radliallahu ‘anha) berkata:
مَا غِرْتُ عَلَى امْرَأَةٍ لِلنَّبِيِّ؟ مَا غِرْتُ عَلَى خَدِيْجَةَ هَلَكَتْ قَبْلَ أَنْ يَتَزَوَّجَنِي، لَمَّا كُنْتُ أَسْمَعُهُ يَذْكُرُهَا
“Aku tidak pernah cemburu kepada seorang pun dari istri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam seperti cemburuku pada Khadijah, padahal ia meninggal sebelum beliau menikahiku, mana kala aku mendengar beliau selalu menyebutnya.”11
Dalam riwayat lain:
مَا غِرْتُ عَلَى أَحَدٍ مِنْ نِسَاءِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا غِرْتُ عَلَى خَدِيْجَةَ وَمَا رَأَيْتُهَا وَلَكِنْ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُكْثِرُ ذِكْرَهَا
“Aku tidak pernah cemburu kepada seorangpun dari istri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam seperti cemburuku pada Khadijah, padahal aku tidak pernah melihatnya, akan tetapi Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam banyak menyebutnya.”12
Suatu kali Aisyah berkata kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam setelah beliau menyebut Khadijah:
كَأَنَّهُ لَمْ يَكُنْ فِي الدُّنْيَا امْرَأَةٌ إِلا خَدِيْجَةُ فَيَقُولُ لَهَا إِنَّهَا كَانَتْ وَكَانَتْ
“Seakan-akan di dunia ini tidak ada wanita selain Khadijah?!” Maka beliau berkata kepada Aisyah:‘Khadijah itu begini dan begini.’”13
Dalam riwayat Ahmad pada Musnadnya disebutkan bahwa yang dimaksud dengan “begini dan begini” (dalam hadits diatas) adalah sabda beliau:
آمَنَتْبِي حِيْنَ كَفَرَ النَّاسُ وَصَدَّقَتْنِي إِذْكَذَّبَنِي النَّاسُ رَوَاسَتْنِي بِمَالِهَا إِذْحَرَمَنِي النَّاسُ وَرَزَقَنِي اللهُ مِنْهَا الوَلَد
“Ia beriman kepadaku ketika semua orang kufur, ia membenarkan aku ketika semua orang mendustakanku, ia melapangkan aku dengan hartanya ketika semua orang meng-haramkan (menghalangi) aku dan Allah memberiku rezki berupa anak darinya.”14
Dialah Khadijah yang seorangpun tak akan lupa bagaimana ia mengokohkan hati Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan memberi dorongan kepada beliau. Dan ia menyerahkan semua yang dimilikinya di bawah pengaturan beliau dalam rangka menyampaikan agama Allah kepada seluruh alam.
Seorangpun tidak akan lupa perkataannya yang masyhur yang menjadikan Nabi merasakan tenang setelah terguncang dan merasa bahagia setelah bersedih hati ketika turun wahyu pada kali yang pertama:
وَاللهُ لا يُخْزِيْكَ اللهُ أَبَدًا إِنَّكَ لَتَصِلُ الرَّحِمَ وَتَحْمِلُ الْكَلَّ وَتَكْسِبُ الْمَعْدُوْمَ وَتُعِيْنُ عَلَى نَوَائِبِ الْحَقِّ
“Demi Allah, Allah tidak akan menghinakanmu selama-lamanya. Karena sungguh engkau menyambung silaturahmi, menanggung orang lemah, menutup kebutuhan orang yang tidak punya dan engkau menolong setiap upaya menegakkan kebenaran.”15
Jadilah engkau wahai saudari muslimah seperi Khadijah, semoga Allah meridhainya dan meridlai kita semua.


Wasiat kedelapan: Bersyukur (berterima kasih) kepada suami atas kebaikannya dan tidak melupakan keutamaanya.
Siapa yang tidak tahu berterimakasih kepada manusia, ia tidak akan dapat bersyukur kepada Allah. Maka janganlah meniru wanita yang jika suaminya berbuat kebaikan padanya sepanjang masa (tahun), kemudian ia melihat sedikit kesalahan dari suaminya, ia berkata: “Aku sama sekali tidak melihat kebaikan darimu…” Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda:
يَا مَعْشَرَ النِّسَاءِ تَصَدَّقْنَ فَإِنِّي رَأَيْتُكُنَّ أَكْثَرَ اَهْلِ النَّارِ فَقُلْنَ يَا رَسُولَ اللهِ وَلَمْ ذَلِكَ قَالَ تُكْثِرْنَ اللَّعْنَ وَتَكْفُرْنَ الْعَشِيْرَ
“Wahai sekalian wanita bersedekahlah karena aku melihat mayoritas penduduk nereka adalah kalian.” Maka mereka (para wanita) berkata: “Ya Rasulullah kepada demikian?” Beliau menjawab:“Karena kalian banyak melaknat dan mengkufuri kebaikan suami.”16
Mengkufuri kebikan suami adalah menentang keutamaan suami dan tidak menunaikan haknya.
Wahai istri yang mulia! Rasa terima kasih pada suami dapat engkau tunjukkan dengan senyuman manis di wajahmu yang menimbulkan kesan di hatinya, hingga terasa ringan baginya kesulitan yang dijumpai dalam pekerjaannya. Atau engkau ungkapkan dengan kata-kata cinta yang memikat yang dapat menyegarkan kembali cintamu dalam hatinya. Atau memaafkan kesalahan dan kekurangannya dalam menunaikan hakmu. Namun di mana bandingan kesalahan itu dengan lautan keutamaan dan kebaikannya padamu.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
لا يَنْظُرُ اللهَ إِلَى امْرَأَةٍ لا تَشْكُرُ زَوْجَهَا وَهِيَ لا تَسْتَغْنِيَ عَنْهُ
“Allah tidak akan melihat kepada istri yang tidak tahu bersyukur kepada suaminya dan ia tidak merasa cukup darinya.”17


Wasiat kesembilan: Menyimpan rahasia suami dan menutupi kekurangannya (aibnya).
Istri adalah tempat rahasia suami dan orang yang paling dekat dengannya serta paling tahu kekhususannya (yang paling pribadi dari diri suami). Bila menyebarkan rahasia merupakan sifat yang tercela untuk dilakukan oleh siapa pun maka dari sisi istri lebih besar dan lebih jelek lagi.
Sesungguhnya majelis sebagian wanita tidak luput dari membuka dan menyebarkan aib-aib suami atau sebagian rahasianya. Ini merupakan bahaya besar dan dosa yang besar. Karena itulah ketika salah seorang istri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menyebarkan satu rahasia beliau, datang hukuman keras, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersumpah untuk tidak mendekati isti tersebut selama satu bulan penuh.
Allah Azza wa Jalla menurunkan ayat-Nya berkenaan dengan peristiwa tersebut.
وَإِذْ أَسَرَّ النَّبِيُّ إِلَى بَعْضِ أَزْوَاجِهِ حَدِيثًا فَلَمَّا نَبَّأَتْ بِهِ وَأَظْهَرَهُ اللهُ عَلَيْهِ عَرَّفَ بَعْضَهُ وَأَعْرَضَ عَنْ بَعْضٍ
“Dan ingatlah ketika Nabi membicarakan secara rahasia kepada salah seorang dari isteri-isterinya suatu peristiwa. Maka tatkala si istri menceritakan peristiwa itu (kepada yang lain), dan Allah memberitahukan hal itu kepada Muhammad lalu Muhammad memberitahukan sebagian (yang diberitakan Allah kepada beliau) dan menyembunyikan sebagian yang lain.” (At Tahriim: 3)
Suatu ketika Nabi Ibrahim ‘Alaihis Salam mengunjungi putranya Ismail, namun beliau tidak mejumpainya. Maka beliau tanyakan kepada istri putranya, wanita itu menjawab: “Dia keluar mencari nafkah untuk kami.” Kemudian Ibrahim bertanya lagi tentang kehidupan dan keadaan mereka. Wanita itu menjawab dengan mengeluh kepada Ibrahim: “Kami adalah manusia, kami dalam kesempitan dan kesulitan.” Ibrahim ‘Alaihis Salam berkata: “Jika datang suamimu, sampaikanlah salamku padanya dan katakanlah kepadanya agar ia mengganti ambang pintunya.”Maka ketika Ismail datang, istrinya menceritakan apa yang terjadi. Mendengar hal itu, Ismail berkata: “Itu ayahku, dan ia memerintahkan aku untuk menceraikanmu. Kembalilah kepada keluargamu.” Maka Ismail menceraikan istrinya. (Riwayat Bukhari)
Ibrahim ‘Alaihis Salam memandang bahwa wanita yang membuka rahasia suaminya dan mengeluhkan suaminya dengan kesialan, tidak pantas untuk menjadi istri Nabi maka beliau memerintahkan putranya untuk menceraikan istrinya.
Oleh karena itu, wahai saudariku muslimah, simpanlah rahasia-rahasia suamimu, tutuplah aibnya dan jangan engkau tampakkan kecuali karena maslahat yang syar’i seperti mengadukan perbuatan dhalim kepada Hakim atau Mufti (ahli fatwa) atau orang yang engkau harapkan nasehatnya. Sebagimana yang dilakukan Hindun radliallahu ‘anha di sisi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Hindun berkata: “Abu Sufyan adalah pria yang kikir, ia tidak memberiku apa yang mencukupiku dan anak-anakku. Apakah boleh aku mengambil dari hartanya tanpa izinnya?!”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Ambillah yang mencukupimu dan anakmu dengan cara yang ma`ruf.”
Cukup bagimu wahai saudariku muslimah sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:
إِنَّ مِنْ شَرِ النَّاسِ عِنْدَ اللهِ مَنْزِلَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ الرَّجُلَ يُفْضِي إِلَى امْرَأَتِهِ وَتُفْضِي إِلَيْهِ ثُمَّ يَنْشُرُ أَحَدُهُمَا سِرُّ صَاحِبَهُ
“Sesungguhnya termasuk sejelek-jelek kedudukan manusia pada hari kiamat di sisi Allah adalah pria yang bersetubuh dengan istrinya dan istri yang bersetubuh dengan suaminya, kemudian salah seorang dari keduanya menyebarkan rahasia pasanannya.”18


Wasiat terakhir: Kecerdasan dan kecerdikan serta berhati-hati dari kesalahan-kesalahan.
- Termasuk kesalahan adalah: Seorang istri menceritakan dan menggambarkan kecantikan sebagian wanita yang dikenalnya kepada suaminya, padahal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallamtelah melarang yang demikian itu dengan sabdanya:
لا تُبَاشِرُ مَرْأَةُ الْمَرْأَةَ فَتَنْعَتَهَا لِزَوْجِهَا كَأَنَّهُ يَنْظُرُ إِلَيْهَا
“Janganlah seorang wanita bergaul dengan wanita lain lalu ia mensifatkan wanita itu kepada suaminya sehingga seakan-akan suaminya melihatnya.”19
Tahukah engkau mengapa hal itu dilarang?!
- Termasuk kesalahan adalah apa yang dilakukan sebagian besar istri ketika suaminya baru kembali dari bekerja. Belum lagi si suami duduk dengan enak, ia sudah mengingatkannya tentang kebutuhan rumah, tagihan, tunggakan-tunggakan dan uang jajan anak-anak. Dan biasanya suami tidak menolak pembicaraan seperti ini, akan tetapi seharusnyalah seorang istri memilih waktu yang tepat untuk menyampaikannya.
- Termasuk kesalahan adalah memakai pakaian yang paling bagus dan berhias dengan hiasan yang paling bagus ketika keluar rumah. Adapun di hadapan suami, tidak ada kecantikan dan tidak ada perhiasan.
Dan masih banyak lagi kesalahan lain yang menjadi batu sandungan (penghalang) bagi suami untuk menikmati kesenangan dengan istrinya. Istri yang cerdas adalah yang menjauhi semua kesalahan itu.
Footnote:
1Riwayat Muslim dalam Al-Masajid: (bab Fadlul Julus fil Mushallahu ba’dash Shubhi wa Fadlul Masajid)
2Diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu Daud, dishahihkan oleh Al Albany, lihat “Irwaul Ghalil“, no. 1269 dan “Shahihul Jami’” no. 6149
3Lihat kitab “Kaif Taksabina Zaujak?!” oleh Syaikh Ibrahim bin Shaleh Al Mahmud, hal. 13
4Riwayat Ahmad dan Tirmidzi, ia berkata: Hadits hasan gharib. Berkata Al Albany: “Hadits ini sebagaimana dikatakan oleh Tirmidzi.” Lihat takhrij “Misykatul Masabih” no. 5019
5Al Masyakil Az Zaujiyyah wa Hululuha fi Dlaw`il Kitab wa Sunnah wal Ma’ariful Haditsiyah oleh Muhammad Utsman Al Khasyat, hal. 28-29
6Riwayat Ahmad dan Tirmidzi, dishahihkan Al Albany, lihat “Shahihul Jami`us Shaghir” no. 5294
7Riwayat Thabrani dan Hakim dalam “Mustadrak“nya, dishahihkan Al Albany hafidhahullahsebagaimana dalam “Silsilah Al Ahadits Ash Shahihah” no. 288
8Lihat kitab “Al Kabair” oleh Imam Dzahabi hal. 173, cetakan Darun Nadwah Al Jadidah
9Riwayat Ibnu Nuaim dalam “Al Hilyah“. Berkata Syaikh Al Albany: “Hadits ini memiliki penguat yang menaikkannya ke derajat hasan atau shahih.” Lihat “Misykatul Mashabih” no. 3254
10Hadits lemah, diriwayatkan Hakim dan dishahihkannya dan disepakati Dzahabi. Namun Al Albany mengisyaratkan kelemahan hadits ini. Illatnya pada Ibnu Sukhairah dan pembicaraaan tentangnya disebutkan secara panjang lebar pada tempatnya, lihatlah dalam “Silsilah Al Ahadits Ad Dlaifah” no. 1117
11Semuanya dari riwayat Bukhari dalam shahihnya kitab “Manaqibul Anshar“, bab Tazwijun Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam Khadijah wa Fadluha radliallahu ‘anha.
12Semuanya dari riwayat Bukhari dalam shahihnya kitab “Manaqibul Anshar“, bab Tazwijun Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam Khadijah wa Fadluha radliallahu ‘anha.
13Semuanya dari riwayat Bukhari dalam shahihnya kitab “Manaqibul Anshar“, bab Tazwijun Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam Khadijah wa Fadluha radliallahu ‘anha.
14Diriwayatkan Ahmad dalam Musnadnya 6/118 no. 24908. Aku katakan: Al Hafidh Ibnu Hajar membawakan riwayat ini dalam “Fathul Bari“, ia berkata: “Dalam riwayat Ahmad dari hadits Masruq dari Aisyah.” Dan ia menyebutkannya, kemudian mendiamkannya. Di tempat lain (juz 7/138), ia berkata: “Diriwayatkan Ahmad dan Thabrani.” Kemudian membawakan hadits tersebut. Berkata Syaikh kami Abdullah Al Hakami hafidhahullah: “Mungkin sebab diamnya Al Hafidhrahimahullah karena dalam sanadnya ada rawi yang bernama Mujalid bin Said Al Hamdani. Dalam “At Taqrib” hal. 520, Al Hafidh berkata: “Ia tidak kuat dan berubah hapalannya pada akhir umurnya.” Al Haitsami bersikap tasahul (bermudah-mudah) dalam menghasankan hadits ini, beliau berkata dalam Al Majma’ (9/224): “Diriwayatkan Ahmad dan isnadnya hasan.”
15Muttafaq alaihi, diriwayatkan Bukhari dalam “Kitab Bad’il Wahyi” dan Muslim dalam “Kitabul Iman
16Diriwayatkan Bukhari dalam “Kitab Al Haidl“, (bab Tarkul Haidl Ash Shaum) dan diriwayatkan Muslim dalam “Kitabul Iman” (bab Nuqshanul Iman binuqshanith Thaat)
17Diriwayatkan Nasa’i dalam “Isyratun Nisa’” dengan isnad yang shahih.
18Diriwayatkan Muslim dalam “An Nikah” (bab Tahrim Ifsya’i Sirril Mar’ah).
19Diriwayatkan Bukhari dalam “An Nikah” (bab Laa Tubasyir Al Mar’atul Mar’ah). Berkata sebagian ulama: “Hikmah dari larangan itu adalah kekhawatiran kagumnya orang yang diceritakan terhadap wanita yang sedang digambarkan, maka hatinya tergantung dengannya (menerawang membayangkannya) sehingga ia jatuh kedalam fitnah. Terkadang yang menceritakan itu adalah istrinya -sebagaimana dalam hadits dia atas- maka bisa jadi hal itu mengantarkan pada perceraiannya. Menceritakan kebagusan wanita lain kepada suami mengandung kerusakan-kerusakan yang tidak terpuji akibatnya.
Sumber: الأسرة بلا مشاكل karya Mazin bin Abdul Karim Al Farih. Edisi Indonesia: Rumah Tangga Tanpa Problema; bab Sepuluh Wasiat untuk Istri yang Mendambakan “Keluarga Bahagia tanpa Problema“, hal. 59-82. Penerjemah: Ummu Ishâq Zulfâ bintu Husein. Editor: Abû ‘Umar ‘Ubadah. Penerbit: Pustaka Al-Haura’, cet. ke-2, Jumadits Tsani 1424H. Dinukil untuk http://akhwat.web.id.

Rabu, 23 November 2011

kuncinya adalah syar'i atau tidak



gambar 1                                      gambar 2


bukankah jilbab kita ini sifatnya menjadi pembeda antara kita dan mereka?? selayaknya apa


 yg kita kenakan adalah untuk menunjukkan our identity as a muslimah


Model jilbab seperti inilah yang sekarang menjadi trend di kalangan wanita-wanita 


muslimah. Semakin lama, jilbab yang mereka kenakan semakin menyerupai pakaian seorang 


biarawati. Astaghfirullahaladzim!! 

Sebuah renungan bagi teman-teman muslimah.


Ketahuilah, Rasulullah SAW. bersabda :


"Barangsiapa yang MENYERUPAI suatu kaum, maka sesungguhnya ia TERMASUK dalam 


golongan kaum tersebut..." (HR. Imam Abu Daud dari Ibnu Umar)

Jauhilah dari memakai pakaian yang seperti ini wahai kaum muslimah!!


Ingatlah,, bahwa sesungguhnya tipu daya kaum kafir itu teramat halus sampai2 kita tidak


menyadarinya.


-------------------------------------------------------------------------------------------------------------


gambar dan kalimat diatas saya dapatkan dari tag2an dari salah satu lembaga..


bukan tidak sepakat denga alasan diatas yaitu kata menyerupai..
mari kita analisis, bagaimana kalo kita asumsikan sekarang para biarawati sedang mengadakan rapat besar mengenai model penutup kepala mereka, dan akhirnya disepakati bahwa seluruh biarawati di dunia memakai model seperti ini (misal lo ya..)




atau model syar'i menurut islam seperti yang ada di note ini
http://www.facebook.com/notes/denis-cahyani/sudah-benarkah-jilbab-kita-tren-jilbab-saat-ini/10150425994291098?ref
bentuk model penutup kepala pada gambar 1, sudah tidak dipake oleh mereka (red:biarawati), bukankah sudah tidak menyerupai??..
apa berarti model pada gambar 1 boleh dipake?
jawabanya TIDAK !!..
alasan yang lebih tepat adalah karena model pada gambar 1 "TIDAK SYAR'I",..

lantas bagaimana kalo kita sudah memakai busana yang syar'i..ternyata "mereka" juga memakai busana yang syar'i menurut islam..apa kita harus mencari pembeda?
:-)



Senin, 21 November 2011

17 Pertanyaan Penting Ibu Hamil | resep.web.id

17 Pertanyaan Penting Ibu Hamil | resep.web.id

minum kopi ternyata juga membahayakan..padahal mb'ku fanantik kopi...3 bidadari bagi bapaku tercinta suka minum kopi..harus diminimalisir...

KITA PASTI BISA!






aku di sini kau di sana, tak menghalangi jiwa kita
dalam hangatnya sang mentari satukan jiwa dan hati
berpegang tangan dalam mimpi yang sama
dan tunjukkan kepada dunia

kita bisa, kita pasti bisa
kita akan raih bintang-bintang
kita bisa jadi yang terdepan
bersatu bersama dalam satu irama
terbang meraih kejayaan, kita bisa!


menang kalah bukan masalah
persahabatanlah yang terhebat
senyuman hangat takkan terlupakan
dan tunjukkan kepada dunia

kita bisa, kita pasti bisa
kita akan raih bintang-bintang
kita bisa jadi yang terdepan
bersatu bersama dalam satu irama
terbang meraih kejayaan, kita bisa!

kita bisa, kita pasti bisa
kita akan raih bintang-bintang
kita bisa jadi yang terdepan

kita bisa, kita pasti bisa
kita akan raih bintang-bintang
kita bisa jadi yang terdepan
bersatu bersama dalam satu irama
terbang meraih kejayaan, kita bisa!

kita pasti bisa, kita akan raih bintang-bintang
kita bisa jadi yang terdepan
bersatu bersama dalam satu irama
terbang meraih kejayaan, kita bisa!

kita pasti bisa, kita akan raih bintang-bintang
kita bisa jadi yang terdepan
bersatu bersama dalam satu irama
terbang meraih kejayaan, kita bisa!




Senin, 14 November 2011

catatan sepertiga malam [4]

perjalanan ke solo kemarin ternyata cukup menguras tenaga, berangkat dari purwokerto sabtu jam setengah 5 sore, sampai solo setengah 3 pagi..waaupun sepanjang perjalanan memjamkan mata tapi bkanlah tidur yang efektif, pagi2 lanjut ujian akidah, datang ke walimahanya mb'kur2 dan mas.suli..dalam keadaan yang kurang fresh..tapi alhamdulillah..masih bisa bertemu2 dengan saudara yang luar biasa dari mipa, senin siang konsultasi..tak terduga.tiga kali revisi sudah fiks, tapi revisi terakhir kemarin penuh dengan bolpoint merah..(:..
lnagsung prepare menuju kota purwokerto hampir saja ketinggalan kereta logawa..sepanjang perjalanan tidak seperti biasanya, perjalanan kali ini terasa sedikit berat, padahal menurut jadwal kereta tiba 1 jam lebih awal..

setelah introspeksi diri, ternyata bebab fikiran yang membuat beban fisik terasa lemas..puji syukur pagi ini kota purwokerto diguyur hujan, membuat ketentraman di hati..dan semakin sadar, semua ini harus diiringi dengan ikhtiar memenuhi kebutuhan jasmaniyah..

layukallifullohu nafsan illa wus'aha..

Jumat, 11 November 2011

Doa minum air Zam-zam










أَللَّهُمَّ إِنِّى أَسْئَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا,
ALLOHUMMA INNII AS'ALUKA ILMAN NAAFI'AN,
Ya Alloh Aku memohon padamu ilmu yang manfaat



وَرِزْقًا وَاسِعًا,
WARIZQON WAASI'AN,
rizqi yang luas,


وَشِفَاءً مِنْ كُلِّ دَاءٍ.
WASYIFA'AN MINKULLI DAA-IN.
obat dari segala penyakit.(رواه الحاكم)
(HR. Al-_Haakim)



اللهم إني أشربه مستشفيا به فاشفني

ALLOHUMMA INNII ASYROBUHU MUSTASYFIYAN BIHI FASYFINII

Ya Alloh sesungguhnya saya minum air zam-zam dengan harapan mendapatkan kesembuhan, maka berilakan kesembuhan kepadaku

Kamis, 10 November 2011

Matematika Jodoh (11-11-2011)

hari ini spesial karena hari jum'at, hari kebesaran umat muslim..hari ini pun unik, apa nya yang unik? tanggalnya unik tanggal 11 bulan 11 tahun 2011 yang terjadi setiap 823 tahun sekali..

berbagai moment khusus ingin diwujudkan pada hari tersebut, melakukan sesuatu yang sedikit tak biasa..for example..menikah di tanggal hari ini..saya pun tak mau ketinggalan..bukan ikut-ikutan menikah hari ini (masih sabar menanti, pangeran berkuda putih datang ):...

berbicara masalah menikah, pasti berhubungan dengan jodoh..sebuah takdir Alloh yang sunggu rahasia..bisa dia adalah teman semasa SD, SMP, SMA, kuliah satu jurusan, satu angkatan, kakak tingkat, ketemu di toko buku, bahkan bisa saja orang yang nanti akan dinikahi belum sama sekali kita lihat..maha suci Alloh yang menciptakan segala sesuatu dengan begitu rapi.
bagaimana jika jodoh tak kunjung datang? pagi ini mendapat ilmu tentang matematika jodoh dari ust. Yusuf manshur. sebuah keajaiban sedekah, meminta sesuatu yang lewat perantara sedekah.

diceritakan suatu hari datang seorang wanita kepada beliau
 " yaa ustad..saya seorang wanita, tapi sampai umur sekarang belum juga datang seorang laki yang hendak menikahiku" si fulanah menceritakan perihal keinginanya
lalu setelah bercerita panjang lebar, sang ustad menanyakan kepada fulanah
"kapan terakhir kali engkau memohon kepada Alloh untukmu jodoh yang kau inginkan?"
si fulanah pun tersenyum malu, karena ia sendiri pun lupa sudah pernah melakukan atau belum bahkan sholat 5 waktu pun jarang ia lakukan.
sang ustad pun menasehati si fulanah untuk menjadikan sholat sebagai penolongnya, tentunya doa di setiap sujud yang ia lakukan.

suatu hari datang seorang wanita datang juga kepada sang ustad "yaa ustadz saya sudah sholat, doa pun setiap hari, kenapa jodoh tak kunjung datang..sang ustadz pun bertanya kepada si fulanah B
"sudahkah bersedekah?"
belum tadz..jawab si fulanah..tukarlah apa yang kau inginkan dengan sedekah, sungguh Alloh maha kaya melebihi apa yang kamu ketahui, tentunya sertailah hati mu atas suatu keyakinan yang tak berhijab.

semisal engkau mengingkan sebuah mobil seharga 40 juta..maka kalikan lah 10% dari itu lalu sedekahkan atas nama Alloh..
lalu bagaimana dengan jodoh yang tidak terdefinisikan  harganya,
misal X adalah gaji suami yang diinginkan, Y adalah biaya pernikahan.maka
X : 10 juta x 12 = 120 (kalo punya mimpi jangan pelit2 ya..)
Y; 100 juta = 100 (ceritanya ngundang banyak orang )
--------------------------------------------------------------
                       320 juta.x10% : 3.2 juta
sedekah kan senilai uang 3.2 juta kepada fakir miskin dan orang yang membutuhkan. iringilah dengan sholat dhuha dan sholat tahajud di penghujung malammu..

tentunya hadirkan keyakinan yang tak berhijab di dalam hatimu, bahwasanya Alloh maha kaya dan mengetahui ketentuan yang terbaik untuk kita.

wallohu'alam bishawab..
(yang sedang sabar menanti atas ketentuan terbaiknya)

Rabu, 09 November 2011

Jadilah lentera

in ahsantum, ahsantum li anfusikum, wa in asa'tum falahaa

(jika engkau berbuat baik kepada orang lain, maka sesungguhnya engkau berbuat baik untuk dirimu sendiri. dan jika engkau engkau berbuat kejahatan kepada orang lain, maka sesungguhnya kejahatan itu akan berbalik kepada dirimu sendiri)

ayat Al'quran diatas mengingatkan saya pada konsep biimplikasi, jika A, maka B, jika B maka A..dan sesungguhnya semua akan berbalik kepada diri kita sendiri..

saat hari yang kita hadapi sekarang ini, begitu ringan dan begitu bahagia, barang kali ada amalan sholeh yang kita lakukan yang membuat orang lain bahagia

saat hari yang kita hadapi begitu penat, barang kali tanpa kita sadari, kita tak sengaja melakukan sesuatu hal yang membuat orang lain penat baik atas perbuatan yang kita lakukan atau kehadiran kita..

dalam dua ayat terakhir Qs. Al-zalzalah..setiap perbuatan sekecil apapun akan mendapat balasan dari Alloh..

dalam hal amal sholeh..buatlah konsep perkalian..lebih cerdas dibandingkan dengan konsep penambahan tanpa kita sadari..

"barang siapa mengajak seseorang kepada kebaikan, maka kita akan mendapatkan pahala serupa dengan orang yang diajak kebaikan, tanpa mengurangi pahala orang tersebut"

jadilah lentera wahai saudaraku (ust. armen halim) 

Selasa, 08 November 2011

di Toko buku, kita pun bertemu..[1]


Seorang mahasiswa d3  kuliah di kota gudeg kita sebut saja ukhti A, seorang mahasiswi yang melalang buana mencari ilmu dari satu harokah ke harokah lain..berpindah-pindah karena ada ketidaknyamanan dan keganjilan dalam harokah yang diikutinya, hingga suatu hari ia dipertemukan dengan ukhti B teman satu angkatan semasa kuliah, ukhti B mulai sedikit demi sedikit memperkenalkan lebih dalam tentang apa itu islam dan mulai mengajaknya ke kajian2 ilmiah di kota gudeg, ada rasa kenyamanan dan ketenangan dalam batin, sedikit demi sedikit ukhti A mulai faham tentang dien, sampai suatu saat ukhti A belajar terkait bagaimana interaksi tentang lawan jenis..kalian tahu apa yang dilakukan ukhti A pasca kajian ?sepulang dari kajian ukhti A langsung memutuskan hubungan (red:pacaran) dengan teman SPK nya (sekolah setara SMA khusus dibidang keperawatan)..

Suatu hari ukhti A pergi jalan-jalan ke sebuah toko buku di salah satu toko buku di kota perjuanganya, iseng2 aja..ukhti A mencoba meminjam jilbabnya ukhti B..karena buku yang dicari kosong, ukhti A meninggalkan no. phone asramanya supaya dihubungi kalo buku yang ada stoknya ada..

Saat keluar pintu toko buku, secara bersamaan ada seorang ikhwan masuk ketoko..pandangan pertama membuat sang ikhwan manruh hati kepada ukhti A..tanpa ragu2,,si ikhwan bertanya kepada penjaga buku dan menyakan perihal ukhti A..
“kriiiiiiiiiiiing..”bunyi telefon asrama berbunyi
Bapak satpam pun mengangkat telefon “assalamu’alaikum, selamat malam ada yg bisa dibantu?”
Wa’alaikumsalam, iya pak, saya mau berbicara dengan ukhti A, bisa minta tolong dipanggilkan pak?” jawab si ikhwan, jantungnya serasa berdegup lebih kencang dari biasanya..
“ya..ya bisa, dari siapa ya mas?”..hem..si ikhwan pun bingung..karena sebelumnya ndak pernah kenal..si ikhwan ngaku2 aja..sebagai pedagang toko buku yang dititipi phonenya si ukhti..
“dari toko buku A pak..’
Bapak satpam pun memanggil ukhti A..
“Halo assalamu’alaikum”..si ikhwan pun langsung mendadak grogi..padahal  Cuma lewat perantara sebuah telfon..bingung mau dari mana ujung pembicaraan dimulai, akhirnya dengan mengucap bismillah si ikhwan langsung to the point..
“wa’alaikumsalam, mf ini dengan ukhti A? nama saya akhi A..saya dari kota B..maaf jika lancang, ane mendapat no. anti dari toko buku sebrang, begini ukh..saya berniat ta’aruf dengan anti..apakah anti bersedia”
Serasa ada petir menyambar di siang bolong..gak ada awan gak ada hujan..tiba2 datang ikhwan tak dikenal, datang untuk mengkhitbah..
Tentunya si ikhwan tak pantang menyerah, walaupun tidak mendapat jawaban yang pasti dari u’A..
Takdir Alloh..”Sesungguhnya Alloh telah menciptakan segala sesuatu berpasang-pasangan’ (Qs. An.Naba:8)
Kalo jodoh tak akan kemana..ternyata oh ternyata..ukhti B, teman karib ukhti A..kenal dengan si ikhwan, kabar baik bagi si ikhwan, dengan perantara ukhti B..si ikhwan menyampaikan niat baiknya..dan melalui perantara saudara si ikhwan, proses ta’aruf berlangsung beberapa lama, mulai tukar biodata dsb..
“saya berniat baik untuk mengkhitbah anti, sekiranya anti bersedia, sampaikan niat baik ane kepada orangtua anti di rumah, perihal niatan ini”..mungkin ky gitu bahasa isi surat plus biodata yang dititipkan untuk ukhti A lewat ukhti B..
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Cuaca desa pagi ini begitu cerah..seakan-akan Alloh mengabarkan aka nada sebuah berita baik pagi ini..
“assalamu’alaikum..” sambil mengetok pintu..ukhti A memanggil bapak dan ibunya..
“wa’alaikumsalam..”serentak bapak ibu kaget, tiba2 putri kebanggaanya pulang tanpa member kabar..
Sambil berbincang2 dan melepas lelah..ukhti A..menceritakan kuliahnya di kota gudeg..sepadang suami istri pun dengan ekspresi sumringah..mendengar kan tentang kabar kuliah putrinya..
Bersambung…

Senin, 07 November 2011

ukhti...

dari hape saudara laki-laki..pagi2 berbunyi..karena g diangkat2..sayapun mencoba melihat siapa tho..yang nelfon pagi2..

di hp tertulis "ukhti" memanggil..ternyata si mas.ikhwan menulis namanya bukan nama sesunggugnya tapi ukhti..

sayangnya gak ada song yang ada kata2 ukhti nya..:-)

temanya maklum

"temanya maklum...." :-D..ternyata kang samsul dan kang iwan..pandai memasak..
hari ini..mb.novi belum balik dari majenang..

masak nasi pake rescooker..insyalloh bisa..tapi ini manual..alhasil gosong..hem...maklum ya mas..belum menikah..

"mb..buatin telor.." pinta si dede..
karena satu2nya cewe..dan yang paling kecil..si akang2..menyuruh ade,,nya..
"ada comenntar de..?"
"kasinen mb.."..:-D...

:-)..pokoknya kalo ada kesalahan masalah dapur..temanya 'maklum'..:-)


Selasa, 01 November 2011

nama kunyah


Pertanyaan:
1. Apa hukum nama kunyah itu?
2. Apakah harus sudah mempunyai anak?
3. Apa adab-adab dalam membuat nama kunyah?
Jawaban Ustadz:
Dari Anas bin Malik, “Rasulullah sering menemui kami. Aku punya adik yang berkunyah Abu ‘Umair. Dia punya seekor burung yang sering dipakai untuk bermain. Suatu hari Nabi datang setelah burung tersebut mati. Beliau melihat Abu ‘Umair bermuram muka. Nabi lantas bertanya kepada kami ‘ada apa dengannya?’, ‘burungnya mati,’ sahut kami. Nabi lalu bersabda ‘Hai Abu ‘Umair apa yang telah dilakukan oleh burungmu?’” (HR. Bukhori, Muslim, Abu Dawud dan Tirmidzi, Shahih Al-Jami’ Ash-Shaghir no. 7830)
Kunyah adalah nama yang dimulai dengan ABU atau UMMU. Ada juga ulama yang mengatakan termasuk juga nama yang diawali dengan saudara/paman…, kunyah terkadang untuk memuji sebagaimana sahabat Nabi yang dulunya berkunyah Abu Hakam, terkadang untuk mencela semacam Abu Jahal, terkadang disebabkan karena membawa sesuatu semisal Abu Hurairah dan terkadang hanya sekedar nama semisal Abu Bakar dan Abul Abbas Ibnu Taimiyyah, padahal Ibnu Taimiyyah tidak mempunyai anak. (Lihat Al-Qoul Al-Mufid ‘Ala Kitab At-Tauhid 2/169, Maktabah Al-’Ilmi). Dalam Syarah Muslim 14/129, Imam Nawawi mengatakan, “Pelajaran yang bisa dipetik dari Hadits tersebut sangat banyak sekali. Diantaranya menunjukkan bahwa kunyah untuk orang yang tidak punya anak itu diperbolehkan, juga menunjukkan bolehnya kunyah untuk anak kecil dan hal tersebut tidak termasuk kebohongan.” (Dari Ahkam Ath-Thifli hal. 165).
Dalam Tuhfatul Aba’ dinyatakan, “Hadits di atas menunjukkan bahwa anak kecil boleh punya kunyah. Anak kecil yang suka bermain dengan burung dalam Hadits di atas berkunyah Abu ‘Umair, bahkan Nabi pun memanggilnya dengan kunyah tersebut. Ini termasuk adab arab yang bagus. Kunyah untuk anak kecil itu berfungsi mengangkat dirinya, meningkatkan kecerdasannya dan menyebabkan dia merasa dihargai.” (Tuhfatul Aba’ Bima Warada fi Tarbi Yatul Aulad, Dar Al-Qasim hal. 33).
Jadi Hadits di atas menunjukkan bahwa anak kecil boleh diberi kunyah. (Lihat juga Ahkam Ath-Thifli, Darul Hijrah hal. 164).
Nabi shollahu’alaihiwasallam bertanya kepada seorang sahabat, beliau berkunyah Abul Hakam -padahal Al-Ahkam adalah nama Allah-, ‘Apakah engkau mempunyai anak ?’, sahabat tersebut menjawab, ‘Syuraih, Muslim, dan Abdullah’, ‘Siapa yang paling tua diantara ketiganya? lanjut Nabi, ‘Syuraih’ kata sahabat tersebut. Nabi bersabda, ‘Jika demikian maka engkau adalah Abu Syuraih.’ (HR. Abu dawud dan Nasai, dishahihkan oleh Al-Albani dalam Al-Irwa’ no. 2615).
Dalam Ahkam Ath-Thifli dinyatakan, “Hadits ini menunjukkan bahwa berkunyah dengan nama Allah semisal Abul Ahkam dan Abul ‘Ala adalah tidak dibolehkan.” (Ahkam Ath-Thifli karya Ahmad Al-Isawi hal. 165).
Syaikh Utsaimin mengatakan, “Hadits di atas tidak menunjukkan bahwa berkunyah itu dianjurkan karena Nabi ingin mengubah sahabat tersebut dengan kunyah yang diperbolehkan dan Nabi tidak memerintahkan berkunyah pada awal mulanya.” (Al-Qoul Al-Mufid 2/170).
Abdurrahman bin Muhammad bin Qosim mengatakan, “Dalam Hadits di atas Nabi memberi kunyah dengan anak yang paling tua dan itulah yang sesuai dengan sunnah sebagaimana terdapat dalam beberapa Hadits. Jika tidak memiliki anak laki-laki maka dengan nama anak perempuan yang paling tua. Ketentuan ini juga berlaku untuk kunyah seorang perempuan.” (Hasyiah Kitab At-Tauhid hal. 318).
Jadi, diantara adab yang berkenaan dengan nama kunyah adalah:
1. Tidak boleh berkunyah dengan nama Allah semisal Abul A’la (Al-Maududi).
2. Kunyah itu dengan nama anak laki-laki yang paling tua. Jika tidak ada anak laki-laki maka dengan nama anak perempuan yang paling tua.
3. Orang yang belum atau tidak punya anak boleh berkunyah. Oleh karena itu anak kecil yang jelas belum menikah diperbolehkan untuk berkunyah.
4. Tidak boleh berkunyah ‘Abul Qosim’ berdasarkan Hadits Rasulullah shollahu’alaihiwasallam, “Hendaklah kalian bernama dengan nama-namaku tetapi jangan berkunyah dengan kunyahku (Abul Qosim).” (HR. Bukhori no. 3537 dll).
Ibnul Qoyyim mengatakan, “Pendapat yang benar bernama dengan nama Nabi itu diperbolehkan. Sedangkan berkunyah dengan kunyah Nabi itu terlarang. Berkunyah dengan kunyah Nabi saat beliau masih hidup itu terlarang lagi. Terkumpulnya nama dan kunyah Nabi pada diri seseorang juga terlarang.” (Zaadul Ma’ad, 2/317, Muassasah Ar-Risalah).
Beliau juga mengatakan, “Kunyah adalah salah satu bentuk penghormatan terhadap orang yang diberi kunyah… diantara petunjuk Nabi adalah memberi kepada orang yang sudah punya ataupun yang tidak punya anak. Tidak terdapat Hadits yang melarang berkunyah dengan nama tertentu, kecuali berkunyah dengan nama Abul Qasim.” (Zaadul Maad, 2/314). Imam Ibnu Muflih berkata, “Diperbolehkan berkunyah meskipun belum memiliki anak.” (Al-Adab Asy-Syar’iyyah karya Ibnu Muflih 3/152, Muassasah Ar-Risalah).
***
Penanya: Ikhwan
Dijawab Oleh: Ust. Abu Ukkasyah Aris Munandar
http://muslim.or.id/soaljawab/fiqh-dan-muamalah/soal-jawab-nama-kunyah.html

ummu annisa..bagus g ya..suka nama yang ada nisa