Sabtu, 24 September 2011

buhul cinta [1]..

Dari kajian ust. Armen halim naro..semoga Alloh member rahmat kepada beliau..
Ditulis dengan banyak kekurangaan..banyak nyambi juga..:-)..semoga bermanfaat


Pernikahan suatu pembahasan yang disukai para ikhwan dan akhwat, tetapi permasalahan rumah tangga menjamur dalam hidup sepasang 2 insan..
Buhul= ikatan..buhul cinta= sesuatu yang dijadikan pengikat cinta antara 2 cinta
Cinta adalah kasih saying suami istri, aku tidak melihat sepasang sejoli yang lebih baik dari pada pernikahan (rosululloh).
Pembahasan tentang RT sangat penting..karena mencakup kebahagiaan kita dunia dan akherat..membangun rumah tangga untuk mencerahkan wajah bukan bermurah durja..”rumahku syurgaku” bergandeng tangan antara suami istri dalam menempuh kehidupan bersama anak2..di atas pondasi yang kuat..sehingga terhindar dari pertikaian yang mengakibatkan ketidakbahagiaan..

Diantara ciri wanita sholekhah..jika sang suami melihatnya memberikan kebahagiaan..
Bagi para isti perhatikanlah keluhan suami..
Bagi suami, perhatikanlah keluhan para istri..
Kebanyakan para pasangan akan berubah..saat sudah mulai punya anak..kebanyakan seorang istri mengeluhkan suami yang berubah saat sudah punya anak..tidak suka mengungkapkan kata-kata sebagaimana dulu..
Keluhan para suami terhadap istri2nya..mendapatkan istrinya bagiakan benda yang kaku, istri sering bertengkar dengan ibu suami,
Cinta adalah kelezatan ruh..membuat cerah kehidupan..dengan cinta semua kesalahan akan dimaafkan..akan dilupakan kelalaian..kalo bukan karena cinta akan layu bunga, lebah akan meninggalkan bunga..sekiranya lautan mempunyai pantai..maka lautan cinta tidak akan bermuara..
Banyak para orang mengira cinta akan tumbuh sebelum pernikahan, padahal cinta yang baik akan tumbuh setelah pernikahan..setelah menikah akan timbul mawaddah, mahabbah..cinta tidak akan layu sampai tua..
Sepasang suami istri harus selalu membangkitkan cinta yang mulai layu..jangan pasrah dalam kondisi, berkata ibnu katsir..
Bertahanya rumah tangga dengan mawaddah kasih saying seorang suami pada istrinya, rahmat karena saling membutuhkan..
Ibnul qoyyim..kecintaan itu mengungatkan kecintaan kepada Alloh dan rosulnya dan menjadi termotifasi itulah cinta yang terpuji..
Cinta ada 3..cinta kepada Alloh, cinta kepada sesuatu yang menjadi perintah Alloh, dan cinta kepada makhluk yang menjadi motifasi tumbuhnya cinta kepada Alloh…
2 orang yang membawa beban, akan terisa ringan saat dibawa dengan cinta..ada rasa saling menghibur..saling mengingatkan dalam manis dan pahitnya kehidupan..
“Ya robb kami janganlah engkau pikulkan pada kami sesuatu yg tidak sanggup kami memikulkannya”
Kebanyakan manusia tidak bias mengontrol diri dalam mabuk cinta..terutama laki-laki..lemah dalam control godaan wanita..akalnya akan hilang ketika bersama makhluk bersama wanita.


Bersambung….

Rabu, 21 September 2011

bidadari spesial buat umar ..

Wahai Rasululah saw, apakah kehidupanku sudah mencerminkan surah Al–Baqarah? Apabila belum, maka aku tidak akan melanjutkan ke surah berikutnya.”

Rasulullah menjawab, ”Sudah…”

Begitulah laporan dari seorang yang semenjak ia memeluk Islam, kaum muslimin seakan memperoleh sebuah kekuatan baru yang sangat besar. Ialah Umar r.a, sebagai buah atas dikabulkannya doa Rasulullah saw. tercinta,

”Ya Allah, muliakanlah Islam dengan masuknya salah seorang dari dua umar. ”
Yakni Umar bin Khattab dan Amr bin Hisyam atau dikenal dengan Abu Jahal.

Umar r.a adalah seorang yang wara’, ia sangat teliti, hati-hati terhadap dosa hingga yang sekecil-kecilnya. Bahkan ia pun sangat takut kalau-kalau masuk neraka. Saking takutnya, ia sering menangis ketika membaca, atau mendengar lantunan ayat Al-qur’an.

Suatu hari ketika Rasululah Saw di mi’rajkan menghadap Allah swt, malaikat Jibril as memperlihatkan kepada Beliau taman-taman surga. Rasulullah saw meihat ada sekumpulan bidadari yang sedang bercengkrama.
ADA SEORANG BIDADARI YANG BEGITU BERBEDA DARI YANG LAINNYA.
Bidadari ini menyendiri dan tampak sangat pemalu.

Rasulullah bertanya kepada Jibril,

”Wahai Jibril bidadari siapakah itu?”

Malaikat Jibril menjawab:

”Bidadari itu adalah diperuntukkan bagi sahabatmu, Umar radhiyallahu ’anhu. Pernah suatu hari ia membayangkan tentang surga yang engkau ceritakan keindahannya. Ia menginginkan untuknya seorang bidadari yang berbeda dari bidadari yang lainnya. Bidadari yang diinginkannya itu berkulit hitam manis, dahinya tinggi, bagian atas matanya berwarna merah, dan bagian bawahnya berwarna biru serta memiliki sifat yang sangat pemalu. Karena sahabatmu ini selalu memenuhi kehendak Allah Swt, maka saat itu juga Allah swt menjadikan seorang bidadari untuknya sesuai dengan apa yang dikehendaki hatinya.”

Subhanallah..
Begitulah BIDADARI EDISI SPESIAL itu yang diperuntukkan khusus…
HANYA BUAT UMAR..

lamaranmu kutolak..

Mereka, lelaki dan perempuan yang begitu berkomitmen
dengan agamanya. Melalui ta’aruf yang singkat dan hikmat, mereka
memutuskan untuk melanjutkannya menuju khitbah.

Sang lelaki, sendiri,
harus maju menghadapi lelaki lain: ayah sang perempuan.

Dan ini, tantangan yang sesungguhnya. Ia telah
melewati deru pertempuran semasa aktivitasnya di kampus, tetapi
pertempuran yang sekarang amatlah berbeda. Sang perempuan, tentu saja
siap membantunya. Memuluskan langkah mereka menggenapkan agamanya. Maka,
di suatu pagi, di sebuah rumah, di sebuah ruang tamu, seorang lelaki
muda menghadapi seorang lelaki setengah baya, untuk ‘merebut’ sang
perempuan muda, dari sisinya.

“Oh, jadi engkau yang akan melamar itu?”
tanya sang setengah baya.

“Iya, Pak,” jawab sang muda.

“Engkau telah mengenalnya dalam-dalam? ” tanya sang
setengah baya sambil menunjuk si perempuan.

“Ya Pak, sangat mengenalnya,
” jawab sang muda, mencoba meyakinkan.

“Lamaranmu kutolak. Berarti engkau telah memacarinya
sebelumnya? Tidak bisa. Aku tidak bisa mengijinkan pernikahan yang
diawali dengan model seperti itu!” balas sang setengah baya.

Si pemuda tergagap, “Enggak kok pak, sebenarnya saya hanya kenal sekedarnya saja, ketemu saja baru sebulan lalu.”

“Lamaranmu kutolak. Itu serasa ‘membeli kucing dalam
karung’ kan, aku tak mau kau akan gampang menceraikannya karena kau tak
mengenalnya. Jangan-jangan kau nggak tahu aku ini siapa?” balas sang
setengah baya, keras.

Ini situasi yang sulit. Sang perempuan muda mencoba membantu sang lelaki muda.

Bisiknya, “Ayah, dia dulu aktivis lho.”

“Kamu dulu aktivis ya?” tanya sang setengah baya.

“Ya
Pak, saya dulu sering memimpin aksi demonstrasi anti Orba di Kampus,”
jawab sang muda, percaya diri.

“Lamaranmu kutolak. Nanti kalau kamu lagi kecewa dan
marah sama istrimu, kamu bakal mengerahkan rombongan teman-temanmu untuk
mendemo rumahku ini kan?”

“Anu Pak, nggak kok. Wong dulu demonya juga
cuma kecil-kecilan. Banyak yang nggak datang kalau saya suruh
berangkat.”

“Lamaranmu kutolak. Lha wong kamu ngatur temanmu saja nggak bisa, kok mau ngatur keluargamu?”

Sang perempuan membisik lagi, membantu, “Ayah, dia pinter lho.”

“Kamu lulusan mana?”

“Saya lulusan Teknik Elektro UGM Pak. UGM itu salah satu kampus terbaik di Indonesia lho Pak.”

“Lamaranmu kutolak. Kamu sedang menghina saya yang cuma lulusan STM ini tho? Menganggap saya bodoh kan?”

“Enggak kok Pak. Wong saya juga nggak pinter-pinter amat Pak. Lulusnya saja tujuh tahun, IPnya juga cuma dua koma Pak.”

“Lha lamaranmu ya kutolak. Kamu saja bego gitu gimana bisa mendidik anak-anakmu kelak?”

Bisikan itu datang lagi, “Ayah dia sudah bekerja
lho.”

“Jadi kamu sudah bekerja?”

“Iya Pak. Saya bekerja sebagai
marketing. Keliling Jawa dan Sumatera jualan produk saya Pak.”

“Lamaranmu kutolak. Kalau kamu keliling dan jalan-jalan begitu, kamu
nggak bakal sempat memperhatikan keluargamu.”

“Anu kok Pak. Kelilingnya jarang-jarang. Wong produknya saja nggak terlalu laku.”

“Lamaranmu tetap kutolak. Lha kamu mau kasih makan apa keluargamu, kalau kerja saja nggak becus begitu?”

Bisikan kembali, “Ayah, yang penting kan ia bisa membayar maharnya.”

“Rencananya maharmu apa?”

“Seperangkat alat shalat Pak.”

“Lamaranmu kutolak. Kami sudah punya banyak. Maaf.”

“Tapi saya siapkan juga emas seratus gram dan uang limapuluh juta Pak.”

“Lamaranmu kutolak. Kau pikir aku itu matre, dan menukar anakku dengan uang dan emas begitu? Maaf anak muda, itu bukan caraku.”

Bisikan, “Dia jago IT lho Pak”

“Kamu bisa apa itu, internet?”

“Oh iya Pak. Saya rutin pakai internet, hampir setiap hari lho Pak saya nge-net.”

“Lamaranmu kutolak. Nanti kamu cuma nge-net thok.
Menghabiskan anggaran untuk internet dan nggak ngurus anak istrimu di
dunia nyata.”

“Tapi saya ngenet cuma ngecek imel saja kok Pak.”

“Lamaranmu kutolak. Jadi kamu nggak ngerti Blog, Twitter, Youtube? Aku nggak mau punya mantu gaptek gitu.”

Bisikan, “Tapi Ayah…”

“Kamu kesini tadi naik apa?”

“Mobil Pak.”

“Lamaranmu kutolak. Kamu mau pamer tho kalau kamu
kaya. Itu namanya Riya’. Nanti hidupmu juga bakal boros. Harga BBM kan
makin naik.”

“Anu saya cuma mbonceng mobilnya teman kok Pak. Saya nggak bisa nyetir”

“Lamaranmu kutolak. Lha nanti kamu minta diboncengin istrimu juga? Ini namanya payah. Memangnya anakku supir?”

Bisikan, “Ayahh..”

“Kamu merasa ganteng ya?”

“Nggak Pak. Biasa saja kok”

“Lamaranmu kutolak. Mbok kamu ngaca dulu sebelum melamar anakku yang
cantik ini.”

“Tapi pak, di kampung, sebenarnya banyak pula yang naksir
kok Pak.”

“Lamaranmu kutolak. Kamu berpotensi playboy. Nanti kamu bakal selingkuh!”

Sang perempuan kini berkaca-kaca, “Ayah, tak bisakah engkau tanyakan soal agamanya, selain tentang harta dan fisiknya?”

Sang setengah baya menatap wajah sang anak, dan berganti menatap sang muda yang sudah menyerah pasrah.

“Nak, apa adakah yang engkau hapal dari Al Qur’an dan Hadits?”

Si pemuda telah putus asa, tak lagi merasa punya
sesuatu yang berharga. Pun pada pokok soal ini ia menyerah, jawabnya,
“Pak, dari tiga puluh juz saya cuma hapal juz ke tiga puluh, itupun yang
pendek-pendek saja. Hadits-pun cuma dari Arba’in yang terpendek pula.”

Sang setengah baya tersenyum, “Lamaranmu kuterima
anak muda. Itu cukup. Kau lebih hebat dariku. Agar kau tahu saja,
membacanya saja pun, aku masih tertatih.”

Mata sang muda pun ikut berkaca-kaca.

diambil dari beberapa blog :-)