Senin, 26 November 2012

DQ (Dauroh Qolbiyah) Daarut Tauhid


program santri mukim "DQ" (Dauroh Qolbiyah) pesantren Daarut Tauhid Bandung merupakan program nyantri bagi sahabat-sahabat yang ingin menimba ilmu terutama ilmu yang berkaitan dengan tazkiyatun nafs, sangat cocok buat sahabat-sahabat yang tidak mempunyai waktu luang yang banyak tapi ingin mencicipi indahnya suasana pesantren, karena program dauroh qolbiyah dilaksanakan hanya dalam kurun waktu kurang lebih 40 hari.

Testimoni : " walaupun waktunya sangat singkat tapi sangat bermanfaat, dan insyaalloh bagi temen2 yang ikut  akan memperoleh banyak ilmu, hikmah, saudara dan tentunya kita akan lebih semangat dalam memperbaiki diri..insyaaalloh.." (nisa37_mahasiswa FMIPA UNS)

pusat informasi :

JL. Geger kalong girang no : 30 Bandung
cp : ibu nurhayati (0819 1020 6060)

Kamis, 01 November 2012

Menanam pohon di syurga

Bagaimana menanam pohon di syurga?

(yaitu) orang-orang yang mengingat Alloh sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata) : "Ya tuhan kami tiadalah engkau menciptakan ini dengan sia-sia maha suci engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka".

sahabat-sahabat ada suatu berita dari Rosululloh, tentang suatu amalan, dimana amalan tersebut mempunyai 5 keutamaan sekaligus..apa saja keutamaanya?? dan amalan apakah yang luar biasa itu?? mari kita simak dengan baik sabda beliau  yang mulia Rosululloh :

wahai para sahabatku maukah ku beritahukan tentang suatu amalan yang paling utama, amalan tersebut paling dicintai Alloh swt, dan amalan tersebut menempati derajat yang paling tinggi, dan lebih utama dari infak dengan emas dan perak, dan amalan tersebut lebih utama dari pada kalian bertemu dengan musuh kalian kemudian kalian memenggal kepala mereka (jihad fii sabilillah), amalan tersebut adalah dzikrulloh, dzikir kepada Alloh"

dzikir yang dimaksud disini adalah dzikir yang sempurna, apa kriteria dzikir yang sempurna itu?

  •  dzikir yang sempurna itu adalah dzikir yang banyak,
  •  dzikir yang memadukan antara amalan lisan dan peresapan hati,
  •  kriteria yang ketiga adalah dzikir yang mengiringi amalan seorang hamba.

"berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Alloh tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas."

ibnu qoyyim menjelaskan untuk mencapai dzikir yang sempurna harus melalui tahapan-tahapan dan tahapan itu tidak akan ada jika tidak dimulai kemauan untuk berdzikir, dan menanam pohon di syurga dengan cara dzikrulloh. subhanalloh luar biasa..dengan dzikrulloh kita bisa menanam pohon di syurga, makanya banyak majelis dzikir ya..tapi dzikir yang bagaimana dulu..

"dan dengan tidak mengeraskan suara di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai"

menanam pohon di syurga caranya adalah dengan dzikir kepada Alloh.

(Ust. Abdulloh zain)

Kamis, 11 Oktober 2012

Husnudzhan tingkat tinggi

Thalhah bin abdurrahman bin auf adalah sosok paling dermawan di kalangan quraisy pada zamanya. ketika dalam kondisi sulit, istrinya pernah berkata kepadanya, "aku tidak melihat kaum yang keterlaluan melebihi kawan-kawanmu !"

Thalhah terhenyak dan berkata "kenapa ? mengapa kamu berkata seperti itu? apa alasanmu?"

istrinya menjawab, " mereka dekat denganmu saat kamu berkecukupan, tapi mereka meninggalkanmu saat kamu dalam kesusahan."

dengan bijak thalhah menjawab, " itu justru menunjukan kebaikan mereka. mereka datang saat aku kuat dan bisa membantu mereka dan mereka tidak mendatangiku saat aku tidak mampu berbuat (membantu), karena mereka tak ingin membebani diriku. "

imam al maawardu menyebutkan kisah ini dalam kitabya yang mashur" adabud dunya wad dien" lalu beliau memberikan komentar," lihatlah bagaimana kemuliaan thalhah sehingga dia menakwilkan sikap kurang baik sahabatnya terhadap ditinya sebagai perlakuan baik. dan tindakan yang sekilas bisa diartikan pengkhianatan namun dia anggap sebagai kesetiaan. inilah kemuliaan dan keutamaan sejati, dan begitulah karakter orang-orang mulia, mereka berprasangka baik atas kekhilafan yang dilakukan saudaranya.

subhanalloh akhlah generasi terbaik.

(sumber : majalah Ar-risalah/oktober)

Rabu, 05 September 2012

pernahkah kita berfikir ketika hati kita tergerak untuk berbuat maksiat?
Sanggupkah kita tinggal selain di bumi Alloh?

maka apakah penduduk negeri2 itu merasa aman dari kedatangan siksaan kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang tidur

bisakah kita makan selain dari rezeki Alloh?
bisakah kita menolak ajakan malaikat maut saat Alloh berkendak untuk menyambut nyawa kita?

jika hal itu tidak bisa kita lakukan, lantas apa yang membuat kita lancang untuk bermaksiat kepada Alloh
(radio rodja)

berbahagialah annisa..

kabar gembira untukmu wahai wanita, semangatmu dalam meraih ridho suamimu sebanding dengan pahala sholat jum'at, mengantarkan jenazah bahkan jihad fii sabilillah yang dilakukan oleh kaum laki-laki, ini lah ladang jihad untukmu wahai kaum wanita...

jadi jangan pernah mengeluh dalam melayani suamimu, mendidik anak-anakmu, dan pekerjaan rumah tangga yang tak kunjung habis..berbahagialah engkau wahai wanita

Selasa, 04 September 2012

kebersamaan



natural..Aa zaid dan abang fatih mendaki gunung sama mbahnya..:-)..

idul fitri 1433 H

sudah lama tidak membuka blog, masih dalam suasana idul fitri, saya mengucapkan 
Taqobalallohu minna wa minkum, semoga ramadhan kemarin menjadi momentum yang berharga dalam perbaikan diri dan dosa-dosa yang telah kita lakukan diampuni oleh yang Maha pengampun Alloh azza wa jalla..aamiin.

tetap jaga kesucian bulan ramdhan, dengan cara menjaga amalan yang sudah ada, dan tetap semangat dalam menapaki jalan hari ini, menatap masa depan, dan mengambil hikmah dari kejadian yang lalu.

Kamis, 02 Agustus 2012

ramadhanku

jum'at, 14 ramadhan 1433 H, segala puji bagi Alloh..alhamdulillah atas segala nikmat yang Alloh berikan..

Robbanaa aatinaamilladunka rohmah wa hayyilana min amrinaa rosyadaa
Ya tuhan kami berikanlah rahmat kepada kami dari sisi Mu dan sempurnakanlah petunjuk yang lurus bagi kami dalam urusan kami"
 (Al- Kahfi : 10)

hidup akan terasa sulit, resah, cape ketika Alloh tidak menuntun dan tidak mengurus..


Kamis, 05 Juli 2012

karena cinta tak harus berbentuk bunga

aku mencintai suamiku karena sifatnya yang apa adanya

dua tahun dalam masa perkawinan, harus ku akui mulai timbul perasaan bosan dan lelah..

dan alasan-alasan mencintainya dulu telah berubah menjadi sesuatu yang menjemukan

aku seorang wanita yang berjiwa sentimenti,dan benar-benar sensitif serta berperasaan halus

aku merindukan saat-saat seperti dulu

namun kini suamiku sudah jauh berbeda dari yang aku harapkan dulu

suatu hari aku beranikan diri untuk menyatakan keputusan untuk bercerai..

"mengapa?" dia bertanya terkejut

"aku lelah, kau sudah tidak seperti yang dulu"

dia terdiam dan termenung sepanjang malam di depan komputernya, nampak seolah-olah sedang sibuk mengerjakan sesuatu padahal tidak.

kekecewaanku semakin bertambah, seorang lelaki yang tidak dapat mengekspresikan perasaanya, apalagi yang dapat aku harapkan darinya?

dan akhirnya dia bertanya, " apa yang dapat aku lakukan untuk dapat mengubah pikiranmu?"

aku menatap matanya dalam-dalam dan menjawab dengan perlahan,
"aku ada satu pertanyaan, jika kau dapat menemukan jawabanya, aku akan mengubah pikiranku"

seandainya, aku menyukai setangkai bunga indah yang ada di tebing gunung, dan kita berdua tahu jika kau memanjat gunung itu kau akan mati. apakah kau akan melakukannya untukku?


to be continued..

kira2 jika kau jadi laki-laki tersebut apa yang akan kau jawab?







sumber: copas video dari sahabat@pwt


Minggu, 01 Juli 2012

Resensi buku islam#1


bismillahirrohmaanirrohiim

Apa kabar sahabat ? semoga sahabat semua dalam kondisi baik, dan senantiasa dalam naungan hidayah-Nya.
pada kesempatan kali ini saya mencoba merangkum buku yang saya baca kemarin, pas ini kan mau moment ramadhan. buku dengan tebal 103 halaman karangan Al-Ustadz Dzulqarnain bin muhammad sunusi Al-Atsary, dengan judul "PANDUAN PUASA RAMADHAN"

Dalil tentang diwajibkannya puasa
“Hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.
(Qs. Al-baqoroh : 183)

Keutamaan Puasa
1. Ampunan dan pahala yang sangat besar bagi orang yang berpuasa
2. Puasa adalah tameng/perisai dari api neraka
3. Puasa adalah pemutus syahwat
4. orang yang berpuasa mendapat ganjaran khusus di sisi Alloh
5. orang yang berpuasa memiliki dua kegembiraan
6. Puasa sehari di jalan Alloh menjauhkan wajah seseorang  dari neraka sejauh perjalanan 70 tahun.
7. Pintu khusus surge bagi orang-orang yang berpuasa
8. Puasa termasuk kaffaroh (penggugur) terhadap dosa hamba
9. Puasa memeri syafaat pada hari kiamat

Beberapa perkara yang perlu diketahui sebelum memasuki bulan ramadhan
1. hukum puasa sehari atau dua hari sebelum ramadhan : tidak boleh puasa sehari atau dua hari sebelum ramadhan dengan maksud berjaga-jaga, adapaun ketika puasa sehari atau dua hari sebelum puasa itu merupakan waktu yang bertepatan dengan kebiasaan itu masih diperbolehkan oleh syari'at.
2. waktu masuknya bulan ramadhan : penentuan waktu masuknya bulan ramadhan adalah dengan cara melihat hilal. hilal adalah bulan sabit kecil yang nampak di awal bulan.

Niat
niat itu di hati dan tidak dilafadzkan menurut kesepakatan ilmu fiqh dan jumhur ulama


Perkara-perkara yang wajib ditinggalkan oleh orang yang berpuasa
1. tidak boleh makan, minum, dan jima'
2. meninggalkan perkara yang sia-sia dan tidak berguna
3. tidak boleh menyambung puasa dua hari berturut-turut atau lebih.

Perkara-perkara yang jika ada pada diri orang yang berpuasa maka diperbolehkan berpuasa
1. kesiangan dalam keadaan junub
2. boleh bersiwak
3. memakai pasta gigi'
4. berkumur-kumur dan menghirup air
5. mandi saat puasa
6. boleh berenang

Pembatal puasa
1 makan dan minum dengan sengaja
2. suntikan yang mengandung makan atau minum
3. menelan darah mimisan
4. muntah dengan sengaja
5. haid dan nifas
6. jima'

" disunahkan untuk menyegerakan berbuka dan mengakhirkan saur"

pembahasan diatas hanya point-point nya saja, untuk landasan silakan cek atau beli bukunya langsung ya... 

semoga kita dipertemukan dengan bulan ramadhan dan dipermudah dalam memperoleh keutamaanya. (nisa37)

wallohu'alam


Sabtu, 30 Juni 2012

nasehat#1

Aku mencintai agama yang ada padamu, jika kau hilangkan agama itu, hilanglah cintaku padamu 
(imam nawawi)

jadikan dien sebagai patokan sahabat..

Jumat, 29 Juni 2012

Memori 37*

sebuah memori 6 maret 2007 (memori 37)

di sudut jalan karang melati no.11, matahari mulai meninggi yang setia membagi sinarnya yang hangat*, bel karmel pun berbunyi, siapa yang datang? akhirnya si kecil yang membukakan pintu.

dari percakapan yang terdengar, sepertinya pak.pos yang mengantar surat atau semacamnyalah. "tak mungkin untukku" batin penghuni kamar no.2 yang merupakan kakak tertua dari 5 penghuni yang lain.

"mb....ada paket nih" teringak si kecil

kaya ngimpi dapet paket, terheran-heran dengan dua pertanyaan " dari siapa dan apa"

eits. benar paket itu tertulis dengan jelas nama dan alamatnya..

"terima kasih pak" sapa penutup kami ke pak.pos..si kecil pun menggoda si bungsu, "dari siapa hayo mb..kira2 isinya apa ya mb..ko gede" tanya si kecil, si bungsu pun juga heran sampai2 lupa melihat siapa pengirimnya..

saat bungkusan itu dibuka..subhanalloh sebuah buku yang sudah lama diinginkan..berjudul "Laa Tahzan" buku hard cover berwarna kuning, dengan tebal 512 halaman karangan DR. 'Aidh al-Qorni, masih terbungkus plastik, yang artinya buku itu baru bukan buku bekas dan yang membeli pun belum membacanya. ^_^.

terselip sebuah surat, bertuliskan tanggal Surakarta, 060307..

Alhamdulillah..jazakalloh khoir....



Senin, 25 Juni 2012

19 kiat memilih istri



sahabat...pada note sebelumnya, sudah ditulis 17 kiat memilih suami, berikut akan disampaikan 19 kiat memilih istri (kiat nya ko lebih banyak memilih istri ya..), silahkan sahabat-sahabat ambil faedahnya saja jikalau bermanfaat.

"sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita yang sholekhah"

"istri sholekhah yang membantumu dalam perkara duniamu dan akheratmu merupakan harta simpanan manusia yang terbaik"

1. agamanya baik (mengamalkan agamanya dengan semaksimal kemampuanya)
" wanita dinikahi karena 4 perkara, kecantikannya, hartanya, nasabnya, dan agamanya, nikahilah ia karena agamnya maka kamu akan menjadi beruntung"

"hendaklah seorang laki2 dari kamu mempunyai hati yang penuh syukur, lisan yang selalu berdzikir, dan istri yang membantumu dalam perkara akherat"

2. akhlaknya baik (muamalah dengan manusia baik)
cara baik untuk menguji akhlak baik seseorang adalah dengan melihatnnnya saat diuji cobaan, sabar atau tidak

3. penampilannya bagus (cantik relative juga ya..)
untuk menjaga pandangan suaminya, salah satu ciri wanita sholekhah adalah jika dipandang menyenangkan

4. wanita tersebut dari keturunan yang baik
 ada ungkapan buah jatuh tidak jatuh dari pohonnya (tapi ga mutlak ya..)

5. Maharnya murah
" sebaik-baik pernikahan itu mudah", salah seorang sahabat menikahkan putrinya dengan dua dirham..berapa  dalam rupiah? itung dewe ya..
"termasuk barokahnya perempuan adalah mudah dalam meminangnya, mudah dalam maharnya, mudah dalam rahimnya" (HR. Ahmad)

6.jangan kerabat sendiri (kerabat yang bukan mahrom)
menurut sebagian ulama, jika menikah dengan bukan kerabat bisa mendatangkan keturunanya cerdas. wallohu'alam

7. diutamakan yang masih gadis (terpelihara)


8. subur
 Bisa mengetahuinya dengan memeriksa ke dokter atau melihat keluarganya
"rosululloh akan membagakan umatnya karena jumlahnya yang banyak"

9. perempuan yang lemah lembut

10. perempuan yang ta'at dan amanat

11. tabi'atnya tenang dan suaranya lembut (bukan aku banget keto'e)

12. tidak ada cacat, atau penyakit-penyakit yang tidak menular

13. Pandai memasak dan mengatur rumah

14. wanita yang punya sifat cinta, subur, istri yang ketika suami mendzoliminya, tetap mengikhlaskan mencari ridho suaminya, pandai menjaga harta suaminya. ini lah ciri wanita2 ahli syurga..berat banget ya..

15. perempuan itu berakal, pandai menempatkan diri pada tempatnya, menjaga rahasia suaminya

16. yang penuh dengan toleran dalam segala hal

17.  rajin ibadah

18. perempuan yang menjaga diri

19. yang nyambung, kata anak psikologi teh "art" nya sama..

jangan kamu nikahi wanita yang punya 6 sifat : perempuan yang banyak mengeluh, mengungkit2 kesalahan suami,perempuan yang rindu pada mantan suami/pacarnya

untuk lebih jelasnya silahkan simak sendri 
http://www.kajian.net/kajian-audio/Ceramah/Abdullah%20Shaleh%20Hadrami/Mukhtashar%20Minhajul%20Qashidin.

malu euy, jauh banget dari 19 kriteria diatas..'ala kulli hal. semoga tulisan diatas bermanfaat




Kamis, 21 Juni 2012

17 Kiat memilih suami


" setiap laki-laki merupakan pemimpin bagi perempuan".. sangat pentingnya peran seorang laki-laki dalam membina dan mewujudkan keluarga sakinah, mawaddah, warohmah. Sehingga bagi seorang wanita perlu memperhatikan laki-laki yang hendak menjadi pemimpinnya, berikut 17 kiat memilih suami disampaikan oleh ust. Abdulloh shaleh* diambil dari kitab minhajul qoshidin :

 mempunyai agama yang baik dan akhlak yang baik
diriwatkan oleh Hr. tirmidzi “apabila dating kepadamu laki2 yang kamu ridhoi agamanya, pabila kamu tolak akan timbul fitnah yang besar di muka bumi”


hendaklah punya hafalan Al-qur’an,
 sebagaimana Rosululloh pernah menikahkan sahabatnya dengan hafalan Al-Qur’an..

hendaklah calon suaminya mempunyai ba’ah
baik nafkah batin atau nafkah lahir. Cerita fathimah binti qois saat dilamar muawiyah dan abu jahm, rosululloh bersabda sesungguhnya muawiyah itu orang yang miskin

 hendaklah calon suami adalah yang lemah lembut kepada wanita.
“sesungguhnya abu jahm adalah orang yang tidak pernah lepas tongkatnya (gampang memukul), rosululloh menganjurkan menikah dengan usamah bin zaid orang yang lemah lembut pada wanita.

calon suami yang kalo dipandang menyenangkan, cakep itu relative ya..

hendaklah laki-laki itu sekufu (sebanding),
 sekufu berlaku bagi yang memilih calon suami, karena laki-laki akan menjadi qowam bagi keluarganya.
“ sesungguhnya laki-laki itu pemimpin bagi kaum wanita” makna sekufu banyak perbedaan pendapat, menurut ibnu hajar sekufu disini adalah dalam masalah agamanya (tidak ada perbedaan pendapat), namun perbedaan pendapat disini adalah sekufu dalam nasab.

laki-laki yang bisa menjaga diri (kehormatanya) 

  laki-laki yang selamat dari cacat atau penyakit menular
“larilah kamu dari lepra sebagaimana kamu lari dari harimau”

 calon suami yang punya keturunan,
 karena salah satu tujuan pernikahan adalah mempunyai keturunan.

laki-laki yang jujur dan amanat, 
SANGAT PENTING !!!

 Laki-laki itu dari keluarga yang baik, 
sebagaimana ummu sulaim saat dilamar abu thalhah.

 laki-laki yang bertanggung jawab baik urusan dunia atau akherat.
 membimbing keluarganya “wahai orang-orang yang beriman jagalah keluargamu dari apai neraka”

Laki-laki yang penuh kasih sayang dan bisa memberikan jaminan keamanan
saling manjga rahasia istri

 laki-laki yang penghasilannya yang halal
POINT yang sangat Penting !!!“Alloh itu maha baik dan menyukai hal-hal yang baik”
Abdulloh ibu abbas “ Alloh tidak menerima sholat seseorang jika dalam dirinya terdapat barang kharam”

 laki-laki itu berakal,
 maksud berakal disini adalah laki-laki yang bisa menempatkan diri dan menyesuaikan diri.

 laki-laki itu orang yang berilmu atau yang selalu bersemangat menuntut ilmu
waisat ali bin abi tholib kepada sahabatnya “ manusia ada tiga kelompok, pertama orang yang berilmu dan mengajarkan ilmunya, kedua orang yang belajar untuk mencari keselamatan, ketiga orang yang bodoh tapi terombang ambing tidak punya prinsip, tidak punya pegangan yang kokoh”

laki-laki adalah anak yang berbakti kepada orang tuanya dan suka menyambung silaturakhim
lihatlah bagaimana sikapnya terhadap ibunya, ketika seorang laki-laki kasar terhadap ibunya lantas apalagi kelak terhadap istrinya

ada suatu pepatah kalau kamu ingin mendapatkan laki-laki seperti ali bin abi tholib maka jadilah seperti fathimah Az-zahra, jodoh ada suatu rizki yang sudah ditentukan.

Rosululloh bersabda “ setiap orang tidak akan mati sampai semua rizki telah diambil, maka bertakwalah kepada Alloh dengan cara yang terbaik”


Senin, 18 Juni 2012

motivasi diri 2









Perasaan seorang wanita adalah kekuatan yang menakutkan. Jika tidak diarahkan kepada hal yang 


seharusnya, sungguh ia akan menjadi senjata penghacur yang sempurna 


 Khalid Al Mushlih, dosen fiqh pada Universitas Al Qashim-

motivasi diri

Menyia-nyiakan waktu lebih buruk dibanding kematian, karena menyia-nyiakan waktu akan memisahkanmu 


dari Allah dan negeri akhirat, sedangkan kematian hanya memisahkanmu dari dunia dan para penghuninya. 


Dr. Shalih As Sulthan-




Ta’ati Suamimu, Surga Bagimu


#Ta’ati Suamimu, Surga Bagimu#

Dalam bingkai rumah tangga, pasangan suami dan istri masing-masing memiliki hak dan kewajiban. Suami sebagai pemimpin, berkewajiban menjaga istri dan anak-anaknya baik dalam urusan agama atau dunianya, menafkahi mereka dengan memenuhi kebutuhan makanan, minuman, pakaian dan tempat tinggalnya.

Tanggungjawab suami yang tidak ringan diatas diimbangi dengan ketaatan seorang istri pada suaminya. Kewajiban seorang istri dalam urusan suaminya setahap setelah kewajiban dalam urusan agamanya. Hak suami diatas hak siapapun setelah hak Allah dan Rasul-Nya, termasuk hak kedua orang tua. Mentaatinya dalam perkara yang baik menjadi tanggungjawab terpenting seorang istri.

Surga atau Neraka Seorang Istri

Ketaatan istri pada suami adalah jaminan surganya. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika seorang wanita melaksanakan shalat lima waktunya, melaksanakan shaum pada bulannya, menjaga kemaluannya, dan mentaati suaminya, maka ia akan masuk surga dari pintu mana saja ia kehendaki.” (HR Ibnu Hibban dalam Shahihnya)

Suami adalah surga atau neraka bagi seorang istri. Keridhoan suami menjadi keridhoan Allah. Istri yang tidak diridhoi suaminya karena tidak taat dikatakan sebagai wanita yang durhaka dan kufur nikmat.

Suatu hari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda bahwa beliau melihat wanita adalah penghuni neraka terbanyak. Seorang wanita pun bertanya kepada beliau mengapa demikian? Rasulullah pun menjawab bahwa diantarantanya karena wanita banyak yang durhaka kepada suaminya. (HR Bukhari Muslim)

Kedudukan Hak Suami

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kalau aku boleh memerintahkan seseorang untuk sujud kepada orang lain, maka aku akan memerintahkan para istri untuk sujud kepada suaminya, disebabkan karena Allah telah menetapkan hak bagi para suami atas mereka (para istri). (HR Abu Dawud, Tirmidzi, ia berkata, “hadis hasan shahih.” Dinyatakan shahih oleh Syaikh Albani)

Hak suami berada diatas hak siapapun manusia termasuk hak kedua orang tua. Hak suami bahkan harus didahulukan oleh seorang istri daripada ibadah-ibadah yang bersifat sunnah.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak boleh bagi seorang perempuan berpuasa sementara suaminya ada di rumah kecuali dengan izinnya. Dan tidak boleh baginya meminta izin di rumahnya kecuali dengan izinnya.” (HR Bukhari Muslim)

Dalam hak berhubungan suami-istri, jika suami mengajaknya untuk berhubungan, maka istri tidak boleh menolaknya.

“Jika seorang suami memanggil istrinya ke tempat tidur, kemudian si istri tidak mendatanginya, dan suami tidur dalam keadaan marah, maka para malaikat akan melaknatnya sampai pagi.” (HR Bukhari Muslim)

Berbakti Kepada Suami

Diantara kewajiban seorang istri atas suaminya juga adalah, hendaknya seorang istri benar-benar menjaga amanah suami di rumahnya, baik harta suami dan rahasia-rahasianya, begitu juga bersungguhnya-sungguh mengurus urusan-urusan rumah.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dan wanita adalahpenanggungjawab di rumah suaminya, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban.” (HR Bukhari Muslim)

Syaikhul Islam berkata, “Firman Allah, “Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diriketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka).” (QS. An Nisa [4]: 34)

Ayat ini menunjukkan wajibnya seorang istri taat pada suami dalam hal berbakti kepadanya, ketika bepergian bersamanya dan lain-lain. Sebagaimana juga hal ini diterangkan dalam sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. (Lihat Majmu Al Fatawa 32/260-261 via Tanbihat, hal. 94, DR Shaleh Al Fauzan)

Berkhidmat kepada suami dengan melayaninya dalam segala kebutuhan-kebutuhannya adalah diantara tugas seorang istri. Bukan sebaliknya, istri yang malah dilayani oleh suami. Hal ini didukung oleh firman Allah, “Dan laki-laki itu adalah pemimpin bagi wanita.” (QS. An Nisa [4]: 34)

Ibnul Qayyim berdalil dengan ayat diatas, jika suami menjadi pelayan bagi istrinya, dalam memasak, mencuci, mengurus rumah dan lain-lain, maka itu termasuk perbuatan munkar. Karena berarti dengan demikian sang suami tidak lagi menjadi pemimpin. Justru karena tugas-tugas istri dalam melayani suami lah, Allah pun mewajibkan para suami untuk menafkahi istri dengan memberinya makan, pakaian dan tempat tinggal. (Lihat Zaad Al-Ma’aad 5/188-199 via Tanbihat, hal. 95, DR Shaleh Al Fauzan)

Bukan juga sebaliknya, istri yang malah menafkahi suami dengan bekerja di luar rumah untuk kebutuhan rumah tangga.

Tidak Keluar Rumah Kecuali Dengan Izin Suami

Seorang istri juga tidak boleh keluar rumah kecuali dengan izin suami. Karena tempat asal wanita itu di rumah. Sebagaimana firman Allah, “Dan tinggal-lah kalian (para wanita) di rumah-rumah kalian.” (QS. Al Ahzab [33]: 33)

Ibnu Katsir berkata, “Ayat ini menunjukkan bahwa wanita tidak boleh keluar rumah kecuali ada kebutuhan.” (Tafsir Al Quran Al Adzim 6/408). Dengan demikian, wanita tidak boleh keluar rumah melainkan untuk urusan yang penting atau termasuk kebutuhan seperti memasak dan lain-lain. Jika bukan urusan tersebut, maka seorang istri tidak boleh keluar rumah melainkan dengan izin suaminya.

Syaikhul Islam berkata, “Tidak halal bagi seorang wanita keluar rumah tanpa izin suaminya, jika ia keluar rumah tanpa izin suaminya, berarti ia telah berbuat nusyuz (durhaka), bermaksiat kepada Allah dan Rasul-Nya, serta layak mendapat hukuman.”

Penutup

Semua ketentuan yang telah Allah tetapkan di atas sama sekali bukan bertujuan membatasi ruang gerak para wanita, merendahkan harkat dan martabatnya, sebagaimana yang didengungkan oleh orang-orang kafir tentang ajaran Islam. Semua itu adalah syariat Allah yang sarat dengan hikmah. Dan hikmah dari melaksanakan dengan tulus semua ketetapan Allah di atas adalah berlangsungnya bahtera rumah tangga yang harmonis dan penuh dengan kenyamanan. Ketaatan pada suami pun dibatasi dalam perkara yang baik saja dan sesuai dengan kemampuan. Mudah-mudahan Allah mengaruniakan kepada kita semua keluarga yang barakah.***Wallahu ‘alam.
Penulis: Ustadz Abu Khalid Resa Gunarsa, Lc
Artikel Muslim.Or.Id

Minggu, 27 Mei 2012

muhasabah diri

katakanlah kepada lebah, siapa yang memberinya madu?
pasti dia akan menjawab Alloh
katakanlah kepada gunung, siapa yang membuat dia tinggi besar?
pasti dia akan menjawab Alloh
katakanlah kepada ular, siapa yang memberinya bisa?
pasti dia akan menjawab Alloh
katakanlah kepada manusia, siapa yang membuat jantungnya tetap berdetak saat dia tidur?
bukankah engkau akan menjawab Alloh..

tapi kenapa kita sering mendustainya dan bermaksiat padanya? 
kenapa kita terlalu sombong untuk memohon padanya? 
kenapa kita malu memperlihatkan sesuatu yang Dia cintai dihadapan manusia yang lemah?


" tidak akan masuk syurga seseorang yang ada dalam hatinya kesombongan walaupun sebesar dzarroh "
(HR. Muslim)

astaghfirulloh..kita terlalu sombong untuk mengakuinya..

Selasa, 22 Mei 2012

Adakah Pengkhususan Puasa Bulan Rajab..??!!


Alhamdulillaahi Robbil Aalamiin, sholawat serta salam kepada Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.

Bulan Rajab adalah bulan ke-7 dari bulan hijriyah. Pada bulan ini para pengekor hawa nafsu, membuat beberapa hadits palsu , dan hadits – hadits lemah yang di jadikan hujjah, atau pedoman untuk melaksanakan puasa penuh selama 27 hari pada bulan Rajab.

Kita ketahui bahwa bulan Rajab adalah termasuk bulan haram, sebagaimana bulan Muharram yang termasuk bulan haram. hal ini berdasarakan firman Allah ta’ala :

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ 

السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ 

أَنْفُسَكُمْ

“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu.” (Qs. At Taubah: 36).

Lalu apa saja empat bulan suci tersebut? 

Dari Abu Bakroh, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الزَّمَانُ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ 

شَهْرًا ، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ، ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ ، 

وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ

“Setahun berputar sebagaimana keadaannya sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci). Tiga bulannya berturut-turut yaitu Dzulqo’dah, Dzulhijjah dan Muharram. (Satu bulan lagi adalah) Rajab Mudhor yang terletak antara Jumadil (akhir) dan Sya’ban.” (HR. Bukhari no. 3197 dan Muslim no. 1679)

Jadi empat bulan suci yang dimaksud adalah (1) Dzulqo’dah; (2) Dzulhijjah; (3) Muharram; dan (4) Rajab.

Di Balik Bulan Haram

Lalu kenapa bulan-bulan tersebut disebut bulan haram? 

Al Qodhi Abu Ya’la rahimahullah mengatakan, “Dinamakan bulan haram karena dua makna.

Pertama, pada bulan tersebut diharamkan berbagai pembunuhan. Orang-orang Jahiliyyah pun meyakini demikian.

Kedua, pada bulan tersebut larangan untuk melakukan perbuatan haram lebih ditekankan daripada bulan yang lainnya karena mulianya bulan tersebut. Demikian pula pada saat itu sangatlah baik untuk melakukan amalan ketaatan.” 
(Lihat Zaadul Maysir, tafsirsurat At Taubah ayat 36).

Karena pada saat itu adalah waktu sangat baik untuk melakukan amalan ketaatan, sampai-sampai para salaf sangat suka untuk melakukan puasa pada bulan haram. Sufyan Ats Tsauri mengatakan, “Pada bulan-bulan haram, aku sangat senang berpuasa di dalamnya.” (Latho-if Al Ma’arif, 214).

Ibnu ‘Abbas mengatakan, “Allah mengkhususkan empat bulan tersebut sebagai bulan haram, dianggap sebagai bulan suci, melakukan maksiat pada bulan tersebut dosanya akan lebih besar, dan amalan sholeh yang dilakukan akan menuai pahala yang lebih banyak.” (Latho-if Al Ma’arif, 207).

Tentang Puasa Pada Bulan Rajab.

Mereka berpendapat bahwa bulan Rajab memiliki bermacam keutamaan lalu menganjurkan kaum muslimin untuk melakukan ibadah-ibadah tertentu agar mereka dapat meraih fadhilah atau keutamaan tersebut. Tapi, banyak di antara hadits-hadits yang mendasari seruan keutamaan/fadilah itu yang mendapatkan kritik, sehingga hal ini melahirkan perbedaan pendapat di kalangan ahli ilmu.

Beberapa Hadits Tentang Puasa Bulan Rajab.

Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-’Asqalani rahimahullah berkata: “Adapun hadits-hadits yang menyebutkan tentang keutamaan bulan Rajab, keutamaan berpuasa Rajab, atau keutamaan berpuasa beberapa hari pada bulan tersebut, maka terbagi menjadi dua: 
(1) hadits-haditsnya maudhu’ (palsu), dan 
(2) hadits-haditsnya dha’if (lemah) (yakni tidak ada satupun yang shahih, pent).” 
[Tabyiinul 'Ajab Fiimaa Warada Fii Fadhaa-ili Rajab].

Berikut ini beberapa hadits lemah dan palsu terkait bulan Rajab yang sudah tersebar di tengah-tengah umat. Sengaja kami sebutkan agar kita semua mengetahui hadits-hadits tersebut sehingga tidak menjadikannya sebagai sandaran dalam beramal, apalagi menisbatkannya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:

كَانَ النّبِي صلى الله عليه وسلم إِذَا دَخَلَ رَجَب قال : اللّهُمّ بَارِكْ لَنَا فِي 

رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ.

“Adalah Nabi ketika memasuki bulan Rajab, beliau berdo’a: “Ya Allah, limpahkanlah barakah pada kami di bulan Rajab dan Sya’ban, dan sampaikanlah kami kepada bulan Ramadhan.” 
[hadits dha'if sebagaimana dinyatakan oleh An-Nawawi rahimahullah]

فَضْلُ شَهْرِ رَجَبٍ عَلَى الشُّهُورِ كَفَضْلِ القُرآنِ عَلى سَائِرِ الكَلامِ، وَفَضْلُ 

شَهْرِ شَعْبانَ عَلَى الشّهُورِ كَفَضْلِي عَلَى سَائِرِ اْلأَنْبِياءِ، وَفَضْلُ شَهْرِ 

رَمَضانَ كَفَضلِ اللهِ عَلى سَائِرِ الْعِبَادِ.

“Keutamaan bulan Rajab atas bulan-bulan yag lain adalah seperti keutamaan Al-Qur’an atas seluruh perkataan, keutamaan bulan Sya’ban atas bulan-bulan yag lain adalah seperti keutamaanku atas seluruh para nabi, dan keutamaan bulan Ramadhan atas bulan-bulan yag lain adalah seperti keutamaan Allah atas seluruh hamba.” [hadits maudhu' sebagaimana dinyatakan oleh Ibnu Hajar rahimahullah].

إِنّ شّهرَ رَجبٍ شهرٌ عظيمٌ مَنْ صامَ فِيه يَومًا كَتَبَ اللهُ بِه صَومَ ألْفِ سَنَةٍ.

“Sesungguhnya bulan Rajab adalah bulan yang agung, barangsiapa yang berpuasa sehari di bulan itu, maka Allah tuliskan untuknya (pahala) puasa seribu tahun.” [hadits maudhu' sebagaimana dinyatakan oleh Ibnu Hajar rahimahullah].

إِنّ فِي الْجنَةِ نَهْرًا يُقالُ لَه رَجَبٌ أَشَدُّ بَياضًا مِن اللّبَنِ وَأَحْلَى مِن الْعَسلِ، 

مَن صَامَ يَومًا مِن رَجَبٍ سَقاهُ اللهُ تَعالَى مِنْ ذَلكَ النّهرِ.

“Sesungguhnya di al-jannah (surga) itu ada sebuah sungai yang dinamakan Rajab, airnya lebih putih daripada susu, dan rasanya lebih manis daripada madu, barangsiapa yang berpuasa sehari pada bulan Rajab, Allah ta’ala akan memberi minum kepadanya dari sungai tersebut.” [hadits maudhu'].

إنَّ فِي الْجنّةِ نَهْراً يُقالُ له رَجَبٌ مَاؤُهُ الرّحِيقُ، مَنْ شَرِبَ مِنه شُربةً لَمْ يَظْمَأْ بَعدَها أبَداً، أَعَدّهُ اللهُ لِصَوَّامِ رَجَبٍ.

“Sesungguhnya di al-jannah itu terdapat sebuah sungai yang dinamakan Rajab, airnya adalah ar-rahiq (sejenis minuman yang paling lezat rasanya), yang barangsiapa minum darinya seteguk saja, dia tidak akan merasakan haus selamanya. Sungai tersebut Allah sediakan untuk orang yang sering berpuasa Rajab.” [hadits bathil, serupa dengan maudhu'].

صَومُ أَوّلِ يَومٍ مِن رَجَبٍ كَفّارَةُ ثَلاثِ سِنِيْنَ ، وَالثّانِي كَفّارةُ سَنَتَيْنِ ،والثّالِثُ

كَفّارةُ سَنَة ثُمّ كُلّ يومٍ شهْراً.

“Berpuasa pada hari pertama bulan Rajab sebagai kaffarah (penebus dosa) selama tiga tahun, pada hari kedua sebagai kaffarah selama dua tahun, dan pada hari ketiga sebagai kaffarah selama setahun, kemudian setiap harinya sebagai kaffarah selama sebulan.” [hadits dha'if].

رَجَبٌ شَهرُ اللهِ وَشَعبانُ شَهرِيْ وَرَمضانُ شَهرُ أُمّتِي.

“Rajab adalah bulan Allah, Sya’ban adalah bulanku, dan Ramadhan adalah bulan ummatku.” [hadits maudhu'].

خِيَرَةُ اللهِ مِن الشُّهورِ شَهرُ رجبٍ، وَهُوَ شَهرُ اللهِ، مَنْ عَظّمَ شَهرَ رَجب فَقَدْ

عَظّم أمرَ اللهِ، وَمَن عَظّمَ أمرَ اللهِ أَدْخَلَهُ جَنّاتِ النّعِيمِ وَأَوجَبَ لَه.

“Pilihan Allah dari bulan-bulan yang ada adalah jatuh pada bulan Rajab, dia adalah bulan Allah, barangsiapa yang mengagungkan bulan Rajab, maka sungguh dia telah mengagungkan perintah Allah, dan barangsiapa yang mengagungkan perintah Allah, maka Allah akan masukkan dia ke dalam surga yang penuh kenikmatan, dan itu pasti buat dia.” [hadits maudhu'].

مَنْ صَامَ ثلاثةَ أيّامٍ مِن شَهرٍ حَرامٍ كَتَبَ اللهُ عِبادةَ تِسْعِمِائَةِ سَنَةٍ.

“Barangsiapa yang berpuasa tiga hari pada bulan haram, Allah tulis baginya (pahala) ibadah selama 900 tahun.” [hadits dha'if].

مَنْ صَلّى بَعدَ الْمَغربِ أَوّلَ لَيْلَةٍ مِن رجبٍ عِشْرِينَ رَكْعَةً جَازَ عَلَى الصِّرَاطِ بِلاَ نَجَاسَةٍ.

“Barangsiapa yang mengerjakan shalat setelah maghrib pada malam pertama bulan Rajab sebanyak 20 raka’at, maka dia akan melewati shirath dengan tanpa hisab.” [hadits maudhu'].

إنّ شَهرَ رجبٍ شهرٌ عظيمٌ مَنْ صامَ مِنهُ يَوماً كَتبَ اللهُ لَه صومَ أَلْفِ سَنَةٍ

وَمَنْ صامَ يَومَيْنِ كَتَبَ الله له صيامَ أَلْفَيْ سَنَةٍ وَمَنْ صام ثلاثةَ أيّامٍ كَتب 

الله له صيامَ ثلاثةِ ألفِ سَنة ومَن صامَ مِن رجبٍ سَبعةَ أيّامٍ أُغْلِقَتْ عنه 

أبوابُ جهنّمَ وَمَن صامَ مِنهُ ثَمانِيَةَ أيّامٍ فُتِحَتْ له أبوابُ الْجَنّةِ الثّمانِيةُ يَدخُلُ

مِن أَيِّها يَشَاءُ …

“Sesungguhynya bulan Rajab adalah bulan yang agung, barangsiapa yang berpuasa sehari, Allah tuliskan baginya puasa seribu tahun, barangsiapa berpuasa dua hari, Allah tuliskan baginya puasa 2000 tahun, barangsiapa yang berpuasa tiga hari, Allah tuliskan baginya puasa 3000 tahun, barangsiapa berpuasa di bulan Rajab selama tujuh hari, maka pintu-pintu jahannam tertutup darinya, barangsiapa yang berpuasa delapan hari, pintu-pintu al-jannah yang delapan akan dibuka untuknya, dia dipersilakan masuk dari pintu mana saja yang dia kehendaki……” [hadits maudhu'].

مَن صامَ يوماً مِن رجب كانَ كَصِيامِ سَنةٍ، ومن صام سَبعةَ أيّامٍ غُلِّقَتْ عَنهُ

أبوابُ جَهَنّمَ ومَن صامَ ثَمانِيةَ أيّامٍ فُتِحَتْ لَه ثَمَانِيةُ أبوابِ الْجَنّةِ وَمن صامَ 

عَشْرَةَ أيّامٍ لَمْ يَسْأَلِ اللهَ شيئاً إلاّ أعطاهُ اللهُ ومَن صامَ خَمسةَ عَشَرَ يوماً 

نَادى مُنادٍ فِي السّماءِ قَدْ غُفِرَ لَكَ مَا سَلَفَ.

“Barangsiapa yang berpuasa sehari pada bulan Rajab, maka dia akan mendapatkan pahala seperti berpuasa selama setahun, barangsiapa yang berpuasa selama tujuh hari, pintu-pintu jahannah akan tertutup darinya, barangsiapa yang berpuasa selama delapan hari, maka delapan pintu al-jannah akan terbuka untuknya, barangsiapa yang berpuasa selama sepuluh hari, maka tidaklah dia memohon sesuatu kepada Allah kecuali pasti Allah beri, dan barangsiapa yang berpuasa selama 15 hari, maka ada penyeru dari langit yang akan memanggil dia: sungguh dosa-dosamu yang telah lalu telah terampuni.” [hadits maudhu'].

مَن صامَ يوماً مِن رَجَبٍ وصَلّى فِيهِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ يَقْرَأُ فِي أوّلِ رَكْعَةٍ مِائَةَ مَرّةٍ 

آيةَ الْكُرسِي، وَفِي الرّكْعةِ الثّانِيَةِ قُل هُو الله أحَدٌ مِائَةَ مَرّةٍ لَمْ يَمُتْ حَتّى 

يَرَى مَقْعَدَهُ مِن الْجَنّةِ أَوْ يُرَى لَهُ.

“Barangsiapa yang berpuasa sehari pada bulan Rajab, dan shalat empat rakaat yang pada rakaat pertama membaca ayat kursi sebanyak seratus kali, kemudian pada rakaat kedua membaca ‘qul huwallahu ahad’ seratus kali, maka tidaklah dia meninggal sampai dia melihat tempat duduknya di al-jannah atau diperlihatkan kepadanya.” [hadits maudhu'].

مَنْ أَحْيَا لَيْلَةً مِن رجبٍ وصَامَ يوماً، أَطْعَمَهُ الله مِن ثِمارِ الْجَنّةِ، وَكَساهُ مِن 

حُلَلِ الْجَنّة وسَقاهُ مِن الرّحِيقِ الْمَخْتُومِ، إِلاّ مَنْ فَعَلَ ثَلاثاً : مَنْ قَتَلَ نَفْساً،

أَوْ سَمِع مُسْتَغِيثاً يَسْتَغِيْثُ بِلَيْلٍ أو نَهارٍ فَلَم يُغِثْهُ ، أَو شَكَا إِليه أَخُوهُ 

حَاجَةً فَلَمْ يُفَرِّجْ عَنهُ.

“Barangsiapa yang menghidupkan satu malam di bulan Rajab dan berpuasa sehari di bulan tersebut, maka Allah akan memberikan dia makanan dari buah-buahan al-jannah, pakaian dari al-jannah, dan minuman dari ar-rahiqul makhtum, kecuali orang yang melakukan tiga perbuatan: (1) orang yang membunuh satu jiwa, atau (2) mendengar orang lain meminta minum, malam maupun siang tetapi dia tidak mau memberikannya, atau (3) ada saudaranya yang mengeluhkan kepadanya suatu kebutuhannyam, namun dia tidak mau memberikan jalan keluar untuknya.” [hadits maudhu'].

خَمسُ لَيالٍ لاَ تُردُّ فِيهِنّ الدّعْوَةُ : أَوّلُ لَيلةٍ مِن رَجَبٍ، وَلَيْلَةُ النِّصْفِ مِن 

شَعبانَ، وَلَيْلَةُ الْجُمُعةِ، وَليلةُ الْفِطْرِ، وَلَيلةُ النّحْرِ.

“Ada lima malam yang jika sebuah doa dipanjatkan padanya, maka tidak akan tertolak: (1) malam pertama bulan Rajab, (2) malam nishfu (pertengahan) Sya’ban, (3) malam Jum’at, (4) malam ‘idul fithri, (2) malam hari Nahr (malam 10 Dzulhijjah).” [hadits maudhu'].

مَن صامَ ثلاثةَ أيامٍ مِن رجب كَتَبَ اللهُ لَه صِيامَ شَهْرٍ ، وَمن صامَ سَبعةَ أيّامٍ مِن رَجَبٍ أَغْلَقَ الله سَبعةَ أبوابٍ مِن النّارِ ، وَمن صامَ ثَمانِيةَ أيّامٍ مِن رجبٍ فَتَحَ الله لَه ثَمانِيَةَ أبوابٍ مِن الْجَنّةِ، ومن صامَ نِصفَ رَجَبٍ كَتَبَ الله له رِضوانَه، وَمن كُتِب لَه رِضْوانُه لَم يُعَذِّبْه، ومَن صامَ رجب كُلَّه حَاسَبَه الله حِساباً يَسِيراً.

“Barangsiapa yang berpuasa tiga hari bulan Rajab, Allah akan menuliskan untuknya pahala puasa selama sebulan, barangsiapa yang berpuasa tujuh hari bulan Rajab, Allah akan tutup tujuh pintu neraka, barangsiapa yang berpuasa delapan hari bulan Rajab, Allah akan bukakan untuknya delapan pintu al-jannah, barangsiapa yang berpuasa pada pertengahan bulan Rajab, maka Allah akan menuliskan untuknya keridhaan-Nya, dan barangsiapa yang dituliskan baginya keridhaan-Nya, pasti Allah tidak akan mengadzabnya, dan barangsiapa yang berpuasa Rajab satu bulan penuh, maka Allah akan menghisabnya dengan hisab yang mudah.” [hadits maudhu'].

أَكْثِرُوا مِن الاسْتِغْفارِ فِي شهرِ رَجَبٍ، فَإِنّ لِلّهِ فِي كُلِّ سَاعةٍ مِنه عُتقاءَ مِن

النّارِ، وَإِنّ لِلّهِ مَدَائِنَ لاَ يَدخُلُها إِلاّ مَن صامَ رَجَب.

“Perbanyaklah istighfar pada bulan Rajab, karena sesungguhnya pada setiap waktu Allah memiliki hamba-hamba-Nya yang akan dibebaskan dari neraka,dan seungguhnya Allah memiliki kota-kota yang tidaklah ada yang bisa memasukinya kecuali orang yang berpuasa Rajab.” [hadits bathil].

بُعِثْتُ نَبِياً فِي السّابِع وَالْعِشْرِينَ مِن رجبٍ، فَمن صامَ ذلك اليومَ كانَ كَفّارَةُ

سِتِّيْنَ شَهْراً.

“Aku diutus sebagai nabi pada 27 Rajab, barangsiapa yang berpuasa pada hari itu, maka itu sebagai kaffarah (penebus dosa) selama 60 bulan.” [hadits munkar].

أَنّ اللهَ أَمَرَ نُوحاً بِعَمَلِ السّفِينَةِ فِي رَجَبٍ وَأَمَرَ الْمُؤمِنِيْنَ الّذِينَ مَعَهُ بِصِيامِهِ.

“Sesungguhnya Allah memerintahkan nabi Nuh untuk membuat perahu pada bulan Rajab dan memerintahkan kaum mukminin yang bersama beliau untuk berpuasa.” [hadits maudhu'].

مَن صامَ مِن كُلِّ شَهرٍ حَرامٍ : الْخَمِيس، والْجُمُعة، والسّبْت كُتِبتْ لَه عِبَادَةُ

سَبْعِمِائةِ سَنَة.

“Barangsiapa yang berpuasa pada setiap bulan haram hari Kamis, Jum’at, dan Sabtu, maka akan dituliskan baginya pahala ibadah selama 700 tahun.” [hadits dha'if].

Dan yang paling masyhur adalah hadits yang dikeluarkan oleh Al Imam Ahmad didalam musnad 1/259 :

حَدَّثَنَا عَبْد اللَّهِ حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ عَنْ زَائِدَةَ بْنِ أَبِي الرُّقَادِ عَنْ زِيَادٍ 

النُّمَيْرِيِّ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ 

رَجَبٌ قَالَ اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَبَارِكْ لَنَا فِي رَمَضَانَ

Telah menceritakan kepada kami Abdullah telah menceritakan kepada kami Ubaidullah bin Umar dari Za’idah bin Abi Ar Ruqad dari Ziyad An Numairi dari Anas bin Malik, ia berkata : Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam apabila memasuki bulan Rajab, maka beliau mengatakan : “ALLAHUMMA BARIK LANA FI RAJABI WA SYA’BAN WA BARIK LANA FI RAMADHAN ( ya Allah, berkahilah kami di Rajab dan Sya’ban dan berkahilah kami di ramadhan). “

Takhrij Hadits

Diriwayatkan oleh Ibnu Sunni dalam Amalul Yaum Wa Lailah no 659 dari jalan Ibnu Mani yang menceritakan kepada kami Ubaidillah bin Umar Al Qawariri.

Diriwayatkan pula oleh Al Imam Al Baihaqi didalam Syuabul Iman 3/375 dari jalan Ibnu Abdillah Al Hafidz yang menceritakan kepada kami Abu Bakar Muhammad bin Mua’mal, yang menceritakan kepada kami Fadhl bin Muhammad Asy Sya’rani dari Al Qawariri.

Diriwayatkan pula oleh Al Imam Abu Nu’aim dalam Hilyatul Aulia 6/269 dari jalan Habib bin Al Hassan Ali bin Harun yang berkata : telah menceritakan kepada kami Yusuf Al Qadhi yang berkata : telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abi Bakr yang berkata : telah menceritakan kepada kami Za’idah bin Abi Ar Ruqad.

Diriwayatkan pula oleh Al Imam Al Bazzar didalam Musnadnya ( Mukhtasar 1/285 ) dari jalan Ahmad bin Malik dari Za’idah bin Abi Ruqad.

Maka didalam hadits ini terdapat dua illat :

1. Za’idah bin Abi Ruqad ( زائدة بن أبي الرقاد ), berkata tentangnya imam – imam jarh wa ta’dil :

- Al Bukhari : munkarul hadits ( منكر الحديث )

- Abu Daud : tidak aku ketahui kebaikannya ( لا أعرف خبره )

- An Nasa’i : aku tidak mengetahui siapa dia ( لا أدري من هو )

- Adz Dzahabi : bukan hujjah ( ليس بحجة )

- Ibnu Hajar : munkarul hadits ( منكر الحديث )

2. Ziyad bin Abdillah An Numairi Al Bashri ( زياد بن عبد الله النُميري البصري ), berkata tentangnya imam – imam jarh wa ta’dil :

- Yahya bin Ma’in : haditsnya lemah ( ضعيف الحديث )

- Abu Hatim : ditulis haditsnya akan tetapi tidak sebagai hujjah ( يكتب حديثه ، ولا يحتج به )

- Al Ajurri berkata : aku bertanya kepada Abu Daud tentangna dan dia melemahkan ( سألت ابا داود عنه فضعفه )

- Ibnu Hibban berkata : munkarul hadits ( منكر الحديث )

- Ad Daraquthni berkata : tidak kuat ( ليس بالقوي )

- Ibnu Hajar berkata : lemah ( ضعيف )

Perkataan Para Ulama Tentang Hadits Ini

Serahkan sesuatu kepada ahlinya, apabila berbicara tentang hadits dan derajatnya maka serahkan kepada ahlinya, beginilah ahli hadits berbicara tentang derajat hadits ini :

1. Al Imam Al Baihaqi berkata ( Syuabul Iman 3/375 ) : menyendiri Ziyad An Numairi dan darinya Za’idah bin Abi Ruqad, dan berkata Al Bukhari : Za’idah dari Ziyad munkarul hadits. *

2. Al Imam An Nawawi berkata ( Al Adzkar hal 274 ) : diriwayatkan didalam Hilyah dengan sanad yang dhaif.

3. Al Imam Adz Dzahabi berkata ( Mizanul Itidal 3/96 ) ketika menyebutkan biografi Za’idah bin Abi Ruqad dan hadist ini : dhaif.

4. Al Imam Al Haitsami berkata ( Majma’uz Zawaaid 2/165 ) : diriwayatkan oleh Al Bazzar dan didalamnya ada Za’idah bin Abi Ruqad. Al Bukhari berkata tentangnya : munkarul hadits, sedangkan jama’ah mengatakan majhul.

5. Al Imam Ahmad Al Banna berkata ( Bulughul Amani 9/231 ) : hadits ini dikeluarkan juga oleh Al Bazzar dan dhaif.

6. Asy Syaikh Ahmad Syakir berkata ( Takhrij Al Musnad 4/100 – 101 ) : sanadnya dhaif

7. Asy Syaikh Syuaib Al Arnauth berkata ( Takhrij Al Musnad 4/180 ) : sanadnya dhaif

8. Asy Syaikh Al Albani berkata ( Misykatul Mashabih 1/432 ) : menyendiri Ziyad An Numairi dan darinya Za’idah bin Abi Ruqad, dan berkata Al Bukhari : Za’idah dari Ziyad munkarul hadits.

Kesimpulan : Hadits ini dhaif sebagaimana dikatakan oleh Al Imam An Nawawi dalam Al Adzkar dan Al Imam Adz Dzahabi dalam Mizanul Itidal. Wallahu ‘alam

Beberapa hadits yang disebutkan di atas merupakan sebagiannya saja dari sekian banyak hadits lemah dan palsu terkait bulan Rajab. Wallahul musta’an.

Komentar Ulama’ Tentang Puasa Bulan Rajab :

1- Perkataan Syeikhul Islam Ibn Taymiyyah rahimahullah. Beliau mengatakan,

أَمَّا تَخْصِيصُ رَجَبٍ وَشَعْبَانَ جَمِيعًا بِالصَّوْمِ أَوْ الِاعْتِكَافِ فَلَمْ يَرِدْ فِيهِ عَنْ 

النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَيْءٌ وَلَا عَنْ أَصْحَابِهِ . وَلَا أَئِمَّةِ الْمُسْلِمِينَ 

بَلْ قَدْ ثَبَتَ فِي الصَّحِيحِ . أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَصُومُ 

إلَى شَعْبَانَ وَلَمْ يَكُنْ يَصُومُ مِنْ السَّنَةِ أَكْثَرَ مِمَّا يَصُومُ مِنْ شَعْبَانَ مِنْ أَجْلِ

شَهْرِ رَمَضَانَ . وَأَمَّا صَوْمُ رَجَبٍ بِخُصُوصِهِ فَأَحَادِيثُهُ كُلُّهَا ضَعِيفَةٌ بَلْ مَوْضُوعَةٌ

لَا يَعْتَمِدُ أَهْلُ الْعِلْمِ عَلَى شَيْءٍ مِنْهَا وَلَيْسَتْ مِنْ الضَّعِيفِ الَّذِي يُرْوَى فِي

الْفَضَائِلِ بَلْ عَامَّتُهَا مِنْ الْمَوْضُوعَاتِ الْمَكْذُوبَاتِ

”Adapun mengkhususkan bulan Rajab dan Sya’ban untuk berpuasa pada seluruh harinya atau beri’tikaf pada waktu tersebut, maka tidak ada tuntunannya dari Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam dan para sahabat mengenai hal ini. Juga hal ini tidaklah dianjurkan oleh para ulama kaum muslimin. Bahkan yang terdapat dalam hadits yang shahih (riwayat Bukhari dan Muslim) dijelaskan bahwa Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam biasa banyak berpuasa di bulan Sya’ban. Dan beliau dalam setahun tidaklah pernah banyak berpuasa dalam satu bulan yang lebih banyak dari bulan Sya’ban jika hal ini dibandingkan dengan bulan Ramadhan.

Adapun melakukan puasa khusus di bulan Rajab, maka sebenarnya itu semua adalah berdasarkan hadits yang seluruhnya lemah (dho’if) bahkan maudhu’ (palsu). Para ulama tidaklah pernah menjadikan hadits-hadits ini sebagai sandaran. Hadits-haditsnya bukanlah hadits yang memotivasi beramal (fadhilah amal), bahkan kebanyakannya adalah hadits yang maudhu’ (palsu) dan dusta.”(Majmu’ Al Fatawa, 25/290-291).

Dalam kitab Iqthidho Shirotil Mustaqim, Ibnu Taimiyah berkata, “Tidak ada satu keterangan pun dari Nabi SAW berkaitan dengan keutamaan bulan Rajab, bahkan keumuman hadis yang berkaitan dengan hal tersebut merupakan hadis-hadis palsu.” (Iqthidho Shirotil Mustaqim, 2/624)

2- Perkataan Syeikh Muhammad bin Shaleh al-Utsaimin.

وسئل الشيخ ابن عثيمين رحمه الله عن صيام يوم السابع والعشرين من رجب وقيام ليلته .

فأجاب :

” صيام اليوم السابع العشرين من رجب وقيام ليلته وتخصيص ذلك بدعة , وكل بدعة ضلالة ” انتهى .

“مجموع فتاوى ابن عثيمين” (20/440) .

Dan syeikh Muhammad bin Shaleh al-Utsaimin di tanya tentang puasa hari yang ke 27 dari bulan rojjab, dan bangun pada malamnya untuk beribadah.

Maka beliau menjawab : ” Puasa pada hari ke 27 dari bulan rajjab, serta bangun malam untuk mengkhususkannya dalam beribadah maka hal itu adalah suatu perkara yang baru ( bid’ah ) dan setiap bid’ah adalah sesat ” Lihat fatwa ibn Utsaimin 20:440

3- Perkatan al-Hafidz Ibnu Hajar al-Asqolany.

وقال الحافظ ابن حجر في “تبيين العجب” (ص11) :

” لم يرد في فضل شهر رجب , ولا في صيامه ولا صيام شيء منه معين , ولا في قيام ليلة مخصوصة فيه حديث صحيح يصلح للحجة ” انتهى .

al-hafidz Ibn Hajar dalam kitab tabyiinul Ujab hal 11

“Tidak ada hadits shahih yang layak dijadikan hujjah tentang keutamaan bulan Rajab, tidak juga dalam puasanya atau puasa tertentu , begitu juga (tidak ada) qiyamullail tertentu di dalamnya”

Beliau juga mengatakan , “Tidak terdapat riwayat yang sahih yang bisa dijadikan dalil tentang keutamaan bulan Rajab, baik bentuknya puasa sebulan penuh, puasa di tanggal tertentu di bulan Rajab, atau shalat tahajud di malam tertentu. Keterangan saya ini telah didahului oleh keterangan Imam Abu Ismail Al-Harawi.” (Tabyinul Ujub bi Ma Warada fi Fadli Rajab, hlm. 6)

4- Perkataan Imam Syafi’i rahimahullah.

Imam Asy Syafi’i mengatakan, ”Aku tidak suka jika ada orang yang menjadikan menyempurnakan puasa satu bulan penuh sebagaimana puasa di bulan Ramadhan.”

Beliau berdalil dengan hadits ’Aisyah yaitu ’Aisyah tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam berpuasa sebulan penuh pada bulan-bulan lainnya sebagaimana beliau menyempurnakan berpuasa sebulan penuh pada bulan Ramadhan. (Latho-if Ma’arif, 215)

5- Perkataan Ibn Rajab rahimahullah.

Imam Ibnu Rajab juga menegaskan, “Tidak ada satu pun hadis sahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang keutamaan puasa bulan Rajab secara khusus. Hanya terdapat riwayat dari Abu Qilabah, bahwa beliau mengatakan, ‘Di surga terdapat istana untuk orang yang rajin berpuasa di bulan Rajab.’ Namun, riwayat ini bukan hadis. Imam Al-Baihaqi mengomentari keterangan Abu Qilabah, ‘Abu Qilabah termasuk tabi’in senior. Beliau tidak menyampaikan riwayat itu, melainkan hanya kabar tanpa sanad.’” (Lathaiful Ma’arif, hlm. 213)

6- Perkataan Ibnul Qoyyim al-Jauziyah.

قال ابن القيم رحمه الله :

” كل حديث في ذكر صيام رجب وصلاة بعض الليالي فيه فهو كذب مفترى ” انتهى من “المنار المنيف” (ص96) .

Imam Ibnul Qayyim mengatakan didalam kitab “al Muniful Manar” hal 61 bahwa seluruh hadits yang menyebutkan bulan rajab, melakukan shalat disebagian malam-malam di bulan itu maka ia adalah pendusta dan pembohong.” (Silsilatul Ahaditsil Wahiyah juz II hal 222).

7- Perkataan Syeikh Sayyid Sabiq.

ال الشيخ سيد سابق رحمه الله في “فقه السنة” (1/383) :

” وصيام رجب ليس له فضل زائد على غيره من الشهور , إلا أنه من الأشهر الحرم , ولم يرد في السنة الصحيحة أن للصيام فضيلة بخصوصه , وأن ما جاء في ذلك مما لا ينتهض للاحتجاج به ” انتهى

Penulis Fiqh Sunnah, Syaikh Sayyid Sabiq rahimahullah berkata, “Adapun puasa Rajab, maka ia tidak memiliki keutamaan dari bulan haram yang lain. Tidak ada hadits shahih yang menyebutkan keutamaan puasa Rajab secara khusus. Jika pun ada, maka hadits tersebut tidak bisa dijadikan dalil pendukung.” (Fiqh Sunnah, 1: 383).

8- Perkataan Syeikh Shaleh al-Munajjid.

Syaikh Sholih Al Munajjid hafizhohullah berkata, “Adapun mengkhususkan puasa pada bulan Rajab, maka tidak ada hadits shahih yang menunjukkan keutamaannya atau menunjukkan anjuran puasa saat bulan Rajab. Yang dikerjakan oleh sebagian orang dengan mengkhususkan sebagian hari di bulan Rajab untuk puasa dengan keyakinan bahwa puasa saat itu memiliki keutamaan dari yang lainnya, maka tidak ada dalil yang mendukung hal tersebut.” (Fatwa Al Islam Sual wal Jawab no. 75394).

9- Perkataan Imam Nawawi rahimahullah.

Imam An-Nawawi, salah seorang tokoh ulama besar di mazhab Asy-Syafi’i mengatakan bahwa tidak ada nash yang tsabit yang melarang puasa pada bulan Rajab, tidak ada nash yang menyunnahkannya dan asal hukum puasa di luar Ramadhan adalah sunnah (mandub), boleh dilakukan kapan saja di luar hari-hari yang dilarang.

10- Fatawa Lajnah Daaimah Lil Buhuts Al ‘Ilmiyyah wal Ifta’, Saudi Arabia.

Pertanyaan:

Ada hari-hari tertentu di bulan Rajab yang manusia berpuasa di dalamnya. Apakah hari-hari tersebut ada di awal bulan, tengah atau akhir?

Jawaban:

Tidak ada hadits yang menetapkan keutamaan puasa pada bulan Rajab kecuali hadits yang dikeluarkan Nasa’i dan Abu Dawud, dan dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah dari hadits Usamah, berkata Usamah:“Wahai Rasulullah, saya tidak melihat engkau melakukan puasa (sunnah) sebanyak yang engkau lakukan pada bulan Sya’ban.” Beliau menjawab: “Bulan Sya’ban adalah bulan antara Rajab dan Ramadhan yang dilupakan oleh kebanyakan orang [Imam as-Syaukani dalam Nailul Authar menyebutkan: ucapan Rasulullah “Bulan Sya’ban adalah bulan antara Rajab dan Ramadhan yang dilupakan kebanyakan orang”, secara tersirat menunjukkan bahwa bulan Rajab juga disunnahkan melakukan puasa di dalamnya. 
Tambahan dari penerjemah: selain itu bulan Rajab juga masuk empat bulan Haram yang dimuliakan dan disunnahkan berpuasa di dalamnya. Sehingga dalil keutamaannya secara umum, dan pelaksanaannya tidak ada pengkhususan pada hari-hari tertentu di bulan Rajab.

Kesimpulan: 

Silahkan melakukan puasa-puasa sunnah di bulan Rajab, dengan melakukan puasa-puasa yang ada yang dalil syar’inya, apakah puasa ayyamul bidh, puasa senin-kamis dan jangan membuat hari-hari khusus sendiri pada bulann Rajab. Allahu a’lam. 
Dan ia adalah bulan diangkatnya amalan ke Rabul ‘alamin (Allah), maka aku senang jika amalku diangkat sedangkat aku dalam keadaan puasa.”[HR. Ahmad 5/201, Nasa’i 4/201, Ibnu Majah 3/103, dll.] 

Dan juga terdapat hadits umum yang mendorong kepada puasa (sunnah) tiga hari setiap bulan, dan juga puasa ayyamul bidh pada setiap bulan, yaitu pada tanggal 13, 14, dan 15 (kalender hijriyah), dan juga puasa pada bulan-bulan yang diharamkan, dan puasa pada hari senin dan kamis, dan bulan Rajab masuk pada keumuman itu. Dan jika engkau berkehendak untuk berpuasa setiap bulan, maka engkau dapat memilih puasa ayyamul bidh, atau puasa senin-kamis, dan jika tidak maka masih ada kesempatan-kesempatan yang lainnya. Adapun mengkhususkan hari-hari tertentu pada bulan Rajab maka kami tidak mengetahui dalil syar’i dalam hal tersebut. Wa billahi taufiq, wa shalallahu ‘ala nabiyyina wa aalihi wa shohbihi wa sallam.

Ringkasnya, berpuasa penuh di bulan Rajab itu terlarang jika memenuhi tiga point berikut.

1- Jika dikhususkan berpuasa penuh pada bulan tersebut, tidak seperti bulan lainnya sehingga orang-orang awam dapat menganggapnya sama seperti puasa Ramadhan.
2- Jika dianggap bahwa puasa di bulan tersebut adalah puasa yang dikhususkan oleh Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam sebagaimana sunnah rawatib (sunnah yang mengiringi amalan yang wajib yaitu amalan puasa Ramadhan).
3- Jika dianggap bahwa puasa di bulan tersebut memiliki keutamaan pahala yang lebih dari puasa di bulan-bulan lainnya. (Lihat Al Hawadits wal Bida’, hal. 130-131. Dinukil dari Al Bida’ Al Hawliyah, 235-236)

Kesimpulan: Tidak ada yang istimewa dengan puasa di bulan Rajab kecuali jika berpuasanya karena bulan Rajab adalah di antara bulan-bulan haram, namun tidak ada keistimewaan bulan Rajab dari bulan haram lainnya. Yang tercela sekali adalah jika puasanya sebulan penuh di bulan Rajab sama halnya dengan bulan Ramadhan atau menganggap puasa bulan Rajab lebih istimewa dari bulan lainnya. Juga tidak ada pengkhususan berpuasa pada hari tertentu atau tanggal tertentu di bulan Rajab sebagaimana yang diyakini sebagian orang.

Jika memiliki kebiasaan puasa Senin-Kamis, puasa Daud atau puasa ayyamul biid, maka tetap rutinkanlah di bulan Rajab. Semoga Allah beri taufik untuk tetap beramal sholih..

Ingatlah..!! Ancaman Bagi orang yang Berdusta atas nama Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassallam

Dari Samurah bin Jundub dan al-Mughirah bin Syu’bah radhiyallahu’anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang menyampaikan suatu hadits dariku yang hal itu tampak dusta, maka dia tergolong salah satu di antara dua pendusta.” (HR. Muslim dalam Mukadimah Shahihnya, lihat al-Jam’u Baina ash-Shahihain, hal. 8 )

Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang berdusta atas namaku secara sengaja, maka hendaknya dia mengambil tempat duduknya di neraka.” (HR. Bukhari, dan juga Muslim dalam Mukadimah Shahihnya, lihat al-Jam’u Baina ash-Shahihain, hal. 9)…

Wallahu a’lam bis showab, Semoga Allah memberi kita hidayah dan petunjuk ke jalan yang benar, serta menjauhkan kita dari hal-hal yang dibenci Allah dan Rasulnya, Nafaallahu bi Ilmina, Semoga Allah Memberi manfaat atas ilmu yang kita milik. Tiada beban yang ada di pundak kita, selain menyampaikan yang hak, hidayah ada di tangan Allah. Dan sungguh sangatlah beda orang yang mencari kebenaran, dan orang yang bertaqlid kepada orang untuk menguatkan pendapatnya, serta mencari dalil untuk memaksakan pendapatnya. Alllahu Yahdihim. Semoga Allah memberi hidayah kepada mereka, serta mengampuni dosa dosa kami.

Sumber : http://ibnaun.wordpress.com/2012/05/22/pengkhususan-puasa-bulan-rajab/