Sabtu, 15 Oktober 2011

catatan pagi

pucuk kehidupan itu bernama pagi, awali hari dengan senyum merekah dan syukur yang tulus di pagi hari..
(purwokerto, 16102011)

Lompatan si belalang


Di suatu hutan, hiduplah seekor belalang muda yang cerdik. Belalang muda ini adalah belalang yang lompatannya paling tinggi di antara sesama belalang yang lainnya. Belalang muda ini sangat membanggakan kemampuan lompatannya ini. Sehari-harinya belalang tersebut melompat dari atas tanah ke dahan-dahan pohon yang tinggi, dan kemudian makan daun-daunan yang ada di atas pohon tersebut. Dari atas pohon tersebut belalang dapat melihat satu desa di kejauhan yang kelihatannya indah dan sejuk. Timbul satu keinginan di dalam hatinya untuk suatu saat dapat pergi ke sana.

Suatu hari, saat yang dinantikan itu tibalah. Teman setianya, seekor burung merpati, mengajaknya untuk terbang dan pergi ke desa tersebut. Dengan semangat yang meluap-luap, kedua binatang itu pergi bersama ke desa tersebut. Setelah mendarat mereka mulai berjalan-jalan melihat keindahan desa itu. Akhirnya mereka sampai di suatu taman yang indah berpagar tinggi, yang dijaga oleh seekor anjing besar. Belalang itu bertanya kepada anjing, “Siapakah kamu, dan apa yang kamu lakukan di sini?”

“Aku adalah anjing penjaga taman ini. Aku dipilih oleh majikanku karena aku adalah anjing terbaik di desa ini,” jawab anjing dengan sombongnya.

Mendengar perkataan si anjing, panaslah hati belalang muda. Dia lalu berkata lagi, “Hmm, tidak semua binatang bisa kau kalahkan. Aku menantangmu untuk membuktikan bahwa aku bisa mengalahkanmu. Aku menantangmu untuk bertanding melompat, siapakah yang paling tinggi diantara kita.”

“Baik,” jawab si anjing. “Di depan sana ada pagar yang tinggi. Mari kita bertanding, siapakah yang bisa melompati pagar tersebut.”

Keduanya lalu berbarengan menuju ke pagar tersebut. Kesempatan pertama adalah si anjing. Setelah mengambil ancang-ancang, anjing itu lalu berlari dengan kencang, melompat, dan berhasil melompati pagar yang setinggi orang dewasa tersebut. Kesempatan berikutnya adalah si belalang muda. Dengan sekuat tenaga belalang tersebut melompat. Namun, ternyata kekuatan lompatannya hanya mencapai tiga perempat tinggi pagar tersebut, dan kemudian belalang itu jatuh kembali ke tempatnya semula. Dia lalu mencoba melompat lagi dan melompat lagi, namun ternyata gagal pula.

Si anjing lalu menghampiri belalang dan sambil tertawa berkata, “Nah, belalang, apa lagi yang mau kamu katakan sekarang? Kamu sudah kalah.”

“Belum,” jawab si belalang. “Tantangan pertama tadi kamu yang menentukan. Beranikah kamu sekarang jika saya yang menentukan tantangan kedua?”

“Apa pun tantangan itu, aku siap,” tukas si anjing.

Belalang lalu berkata lagi, “Tantangan kedua ini sederhana saja. Kita berlomba melompat di tempat. Pemenangnya akan diukur bukan dari seberapa tinggi dia melompat, tapi diukur dari lompatan yang dilakukan tersebut berapa kali tinggi tubuhnya.”

Anjing kembali yang mencoba pertama kali. Dari hasil lompatannya, ternyata anjing berhasil melompat setinggi empat kali tinggi tubuhnya. Berikutnya adalah giliran si belalang. Lompatan belalang hanya setinggi setengah dari lompatan anjing, namun ketinggian lompatan tersebut ternyata setara dengan empat puluh kali tinggi tubuhnya. Dan belalang pun menjadi pemenang untuk lomba yang kedua ini. Kali ini anjing menghampiri belalang dengan rasa kagum.

“Hebat. Kamu menjadi pemenang untuk perlombaan kedua ini. Tapi pemenangnya belum ada. Kita masih harus mengadakan lomba ketiga,” kata si anjing.

“Tidak perlu,” jawab si belalang. “Karena, pada dasarnya pemenang dari setiap perlombaan yang kita adakan adalah mereka yang menentukan standar perlombaannya. Pada saat lomba pertama kamu yang menentukan standar perlombaannya dan kamu yang menang. Demikian pula lomba kedua saya yang menentukan, saya pula yang menang.”

“Intinya adalah, kamu dan saya mempunyai potensi dan standar yang berbeda tentang kemenangan. Adalah tidak bijaksana membandingkan potensi kita dengan yang lain. Kemenangan sejati adalah ketika dengan potensi yang kamu miliki, kamu bisa melampaui standar dirimu sendiri.
(CHIKEN Soap)

amanah baru..

15 oktober 2011

Rombongan calon jemaah haji..menuju satu titik GOR Purwokerto..dengan sebelumnya dilantunkan doa bersama dari sudut rumah di kota rejasari..tak terasa..air mata mengalir..

dan perpisahan itu ditandai dengan sirine polisi yang mengiring rombongan jamaah haji menuju bandara di koto solo tercinta..sayangnya pengantar hanya dibatasi sampai Gor..celetuk geguyun keluarga.."mengko rombongan ke solonya kalo atul wisuda" TT..mengingatkan skripsi..mungkin ndak bisa wisuda desember tapi maret..harus tetap disyukuri..pasti ada rencana Alloh yang tak terduga..ada hadiah lebih spesial pas wisuda ;-)

setiap mendengar berita tentang rukun islam yang ke-5..hati ini menangsi..dan teriring doa.."Ya Robb..bapak hamba, ingin sekali menginjakaan ke rumah-Mu yang suci..ridhoi ya Robb"
apalagi mekanisme berangkat haji sekarang yang berbeda..jangka wangku kita berangkat haji..adalah sekitar 7 tahun dari pendaftaran..

tapi amat sangat yakin, dan berusaha meyakinkan kan beliau..jika Alloh berkehendak mengundang hamba-NYa untuk menyempurnakan rukun islam..jangankan 7 tahun mendatang, 2 tahun mendatang..detik ini pun..kita bisa berangkat..dan semoga tahun besok..keajaiban itu datang...jika Alloh sudah menghendaki suatu kebaikan utnuk suatu makhluk dan  apabila para makhluk berkumpul untuk menentang, niscaya itu tidak akan mengubah ketentuan Alloh..YAKIN..YAKIN..YAKIN..

tak lupa semoga pak.lik tidak lupa mendoakan keponakannya..beberapa doa yang dititipkan salah satunya adalah..kebahagiaan dunia dan akherat..

yup, hari ini artinya ada amanah baru..besar sekali amanah yang dititipkan..semoga ini menjadi pembelajaran yang berharga..
disini ndak seperti di solo..di solo banyak sekali majelis tolabul'ilmi, saudara2 yang sudah faham dan saling mengingatkan..ini menjadi ujian..
"jika dengan sendiri istiqomah itu tetap terpatri, insyaalloh kemanapun diri ini pergi ada benteng yang bisa menjaganya"