Senin, 17 Oktober 2011

1 : 2


Sudah lama tidak ngenote..terakhir ngenote pasca lebaran..dan semoga pasca ini temen2 yang dulu sering ngenote, mulai mengangkat jari2 untuk menulis diatas keyboard, konon ada orang yang tergugah ingin menulis..kalo melihat saudaranya menulis..
Melihat buku2 penuh inspirasi itu sayang kalau Cuma menjadi pajangan atau simpanan dalam lemari, mencoba mengambil buku tafsir  Al-Mishbah karangan bapak quraish shihab, semoga Alloh meridhoi beliau, dan selalu diberikan kesehatan untuk menyalurkan ilmu2nya terutama para pemuda..”berikanlah aku 10 orang pemuda maka aku akan mengubah dunia” sekilas kalimatnya seperti itu yang presiden pertama kita katakana..betul g?
Sesuai dengan kondisi sekarang, yang sesuai dengan hati sang penulis..mencoba membuka tafsir surat asy-Syarh ayat 5-6
Maaf ya..kalo banyak  salah penulisan dan penjelasan, saya berusaha meresume buku yang ada..
Surat asy-Syarh terdiri dari atas 8 ayat yang berarti “ bukankah Kami telah melapangkan” diambil dari ayat pertama..ulama sepakat menyatakan bahwa surat ini, kesemuanya turun sebelum nabi berhijrah dan tema utamanya adalah penenangan hati nabi menyangkut masa lalu dan masa datang beliau..note ini saya khususkan  pada ayat ke 5 dan 6.
“maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.
Dalam ayat 5 dan 6 ini Alloh bermaksud menjelaskan salah satu ketentuan-Nya yang bersifat umum dan konsisten yaitu setiap kesulitan pasti disusul atau disertai kemudahan selama yang bersangkutan bertekad untuk menanggulanginya”..
Kebenaran ayat ini dibuktikan kenyataanya pada diri Rosululloh, bagaimana sulitnya berdakwah pada masanya…disusul dengan kejadian pasca meninggalnya isti dan paman beliau..tapi akhirnya semua perjuangan beliau berbuah manis..
Bukti nyata tersebut sebagai bukti ketetapan Alloh apabila krisis atau kesulitam telah mencapai puncaknya, maka pasti ia akan sirna dan disusul dengan kemudahan. Dua ayat tadi sejalan maknanya dengan ayat
“ yang demikian itu adalah karena sesungguhnya Alloh memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan bahwa Alloh Maha mendengar lagi Maha Mengetahui” (Qs. Al-Hajj:61)
Setelah malam yang gelap pasti disusul dengan pagi yang cerah..bahasanya mudahnya mungkin kaya gitu…. Ulama tafsir menafsirkan arti ma’a dalam dua ayat tersebut yang arti harfiahnya adalah bersama dipahami oleh sementara ulama dalam arti sesudah. Para tafsir menjelaskan bahwa penggunaan kata bersama walaupun maksudnya sesudah adalah untuk menggambarkan betapa dekatnya dan singkatnya waktu antara kehadiran kemudahan, dengan kesulitan yang sedang dialami.
“Alloh akan member kelapangan sesudah kesempitan (Ath-Thalaq:7)..
Suatu kaidah yang menyatakkan”apabila terulang satu kata dalam bentuk definit maka kata pertama dan kedua mempunyai makna dan kandungan yang sama, berbeda halnnya jika kata tersebut berbentuk indefinite”
Kata al-‘usr berbentuk definit pada ayat 5 dan 6, sedangkan kata yusran (kemudahan), kata tersebut tidak dalam bentuk definit yang berarti kemudahan yang disebut pada ayat ke-5 mempunyai makna berbeda dengan ayat ke -6, hal ini menjadikan kedua ayat tersebut mengandung makna
“setiap satu kesulitan akan disusul atau dibarengi  dua kemudahan”
Optimis, dan selalu berusaha ..
Siang yang begitu panas, akan disusul malam yang dingin dan menentramkan
Malam yang gelap, akan disusul pagi dan siang yang begitu cerah..
Hari-hari yang sempit dulu pun sudah dilalui hingga datangnya hari ini,
 masa-masa yang sulit pada hari ini pun akan berakhir, sebagaimana masa-masa sulit pada hari kemarin…


Tidak ada komentar:

Posting Komentar